MARKET NEWS

Mutuagung (MUTU) Incar Pertumbuhan Kinerja 30 Persen, Begini Strateginya

Cahya Puteri Abdi Rabbi 13/07/2023 18:21 WIB

Rencana IPO merupakan bagian dari strategi perseroan untuk mengembangkan bisnis lebih besar lagi di industri jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi.

Mutuagung (MUTU) Incar Pertumbuhan Kinerja 30 Persen, Begini Strateginya (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Mutuagung Lestari Tbk akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode MUTU pada awal Agustus 2023 mendatang.

Rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) perseroan merupakan bagian dari strategi perseroan untuk mengembangkan bisnis lebih besar lagi di industri jasa pengujian, inspeksi dan sertifikasi atau testing, inspection, certification (TIC).

Perseroan optimistis mampu menangkap peluang lebih besar di industri. Pasalnya, saat ini masih belum banyak perusahaan yang terlibat dalam industri TIC.

Konsumen, bahkan pelaku usaha juga belum banyak menyadari akan pentingnya sertifikasi terhadap sebuah produk maupun jasa.

“Untuk pertumbuhan kami targetkan sebesar 30% hingga akhir tahun. Sebelumnya kami konsisten tumbuh lebih dari 24%,” kata Direktur Keuangan MUTU, Sumarna dalam konferensi pers di The Langham Jakarta pada Kamis (13/7/2023).

Untuk menopang pertumbuhan kinerjanya, perseroan berfokus pada tiga strategi yaitu ekonomi hijau, ekonomi syariah dan ekonomi digital. Sebagai informasi, ekonomi hijau merupakan salah satu sektor unggulan perseroan.

Di sektor tersebut, perseroan berperan memperkuat nilai-nilai yang dimiliki oleh korporasi pengolahan seperti kelapa sawit, kayu, pangan dan lain-lain dengan memberikan sentuhan pengujian, inspeksi dan sertifikasi.

Selain itu, perseroan berpeluang besar memanfaatkan perkembangan pasar karbon karena potensinya sangat besar. Nilai perdagangan karbon di masa yang akan datang diperkirakan mencapai Rp8.400-an triliun. Ke depan, sektor inilah yang akan terus dikembangkan oleh perseroan, termasuk mempersiapkan skema untuk masuk ke dalam ekosistemnya.

“Karena saat ini tren ekonomi hijau tidak hanya sebatas gas rumah kaca (GRK), melainkan juga berkembang memasuki ekonomi sirkular seperti water footprint, plastik dan lain-lain,” kata Sumarna.

Perihal kinerja, pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp281,82 miliar di 2022, naik sekitar 24,47% dibandingkan 2021 yang tercatat Rp226,41 miliar. 

Sementara itu, laba tahun berjalan perseroan di 2022 juga melonjak 90,38% menjadi Rp36,78 miliar, dibandingkan 2021 sebesar Rp19,32 miliar.

Di samping itu, penjualan per segmen produk yang dihasilkan perseroan juga bertumbuh. Sepanjang 2022 dibandingkan 2021, penjualan dari segmen pengujian meningkat 32,46%, segmen inspeksi naik 15,96%, dan segmen sertifikasi naik 3,10%. 

(DES)

SHARE