Nada Optimistis atas Emiten Batu Bara Muncul Lagi
Sejumlah analis memberikan pandangan positif terhadap sektor batu bara menjelang rilis laporan keuangan semester I-2024.
IDXChannel – Saham emiten batu bara kembali ke atas panggung akhir-akhir ini. Sejumlah analis memberikan pandangan positif terhadap sektor ini menjelang rilis laporan keuangan semester I-2024.
Investor asing juga tercatat memupuk kepemilikan di sejumlah emiten batu bara utama.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), asing mencatatkan beli bersih (net buy) Rp29,1 miliar di pasar reguler atas saham PT United Tractors Tbk (UNTR) pada Senin (22/7/2024).
Asing cenderung melakukan net buy di UNTR sejak 2 Juli lalu. Selama sebulan, net buy asing di saham ini sudah mencapai Rp197,76 miliar.
Saham UNTR pun sudah meningkat 16,30 persen dalam sebulan terakhir.
Demikian pula, asing masuk ke PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dengan nilai beli bersih Rp23,0 miliar pada Senin. Saham ADRO pun menguat 17,71 persen dalam sebulan
Di ADRO, net buy asing sudah tercatat sejak April lalu, dengan kecondongan yang makin kentara sejak awal Juli. Dalam sebulan, asing melakukan net buy di ADRO dengan angka Rp317,19 miliar di pasar reguler.
Anak usaha ADRO, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) tak luput dari aksi borong asing.
Net buy asing di ADMR mencapai Rp20,6 miliar pada Senin, sedangkan dalam sebulan sebesar Rp134,32 miliar.
Seiring dengan itu, saham ADMR terapresiasi 4,58 persen dalam sebulan.
Investor asing juga menambah porsi di PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) pada Senin, yakni sebesar Rp6,96 miliar. Dalam sebulan, asing sudah menginjeksi beli bersih Rp78,70 miliar di emiten ini.
Harga Batu Bara
Kontrak berjangka (futures) batu bara Newcastle pengiriman September 2024 naik 0,11 persen secara harian ke USD139,65 per ton pada Senin (22/7).
Kendati, batu bara kembali dalam tren menurun setelah sempat menembus USD160-an per ton pada awal Mei 2024.
Optimisme Muncul
Namun, angka batu bara Newcastle saat ini masih di atas asumsi pasar yang sebesar USD120 per ton, sebagaimana dicatat analis BCA Sekuritas dalam riset pada 12 Juli 2024.
BCA Sekuritas melihat arah harga batu bara pada semester II-2024 akan tetap tinggi, karena fenomena La Niña akan segera terjadi, dan harga batu bara secara historis diperdagangkan pada harga yang lebih tinggi selama peristiwa cuaca ini.
Meskipun broker milik Grup Djarum tersebut memperkirakan harga batu bara akan lebih rendah pada Juli dan Agustus (musim panas), pihaknya hanya memperkirakan rata-rata volatilitas harga batu bara bulanan antara kurang lebih USD1-USD3 per ton, sebelum naik mulai September dan seterusnya, seiring dengan memasuki musim hujan dan musim dingin.
Dari perspektif lainnya, Stockbit menilai, meskipun pasar condong pesimistis terhadap sektor batu bara dengan ekspektasi penurunan laba bersih signifikan pada 2024-2025, pihaknya melihat peluang investasi yang lebih positif.
Stockbit memperkirakan harga batu bara akan bertahan di kisaran USD130–USD135 per ton pada 2024–2025, lebih tinggi dari konsensus USD118–USD126 per ton, yang berimplikasi pada estimasi laba bersih yang lebih tinggi sekitar 5 sampai 30 persen dibandingkan konsensus.
Menurut analisis IEA, penurunan permintaan akan diimbangi oleh penurunan produksi. Sementara, kata Stockbit, kebutuhan listrik dari kendaraan listrik dan data center akan mempertahankan relevansi batu bara lebih lama.
Saham Jagoan
Posisi keuangan yang kuat setelah supercycle 2022-2023 membuat valuasi emiten batu bara seperti ADRO, ITMG, dan PTBA sangat murah, dengan rasio price-to earnings alias P/E 1-Year Forward masing-masing 3,6 kali, 2,6 kali, dan 4,7 kali.
Stockbit menilai P/E 5 kali sebagai wajar, memberikan potensi kenaikan atawa upside 28-50 persen. Dividend payout ratio yang tinggi dapat memberikan dividend yield minimum 10 persen, mengurangi risiko investasi.
ADRO menjadi pilihan utama Stockbit, PTBA unggul dalam dividen, dan ITMG memiliki sensitivitas laba bersih tertinggi terhadap harga batu bara.
Risiko utama dari prediksi di muka, masih mengikuti argumen Stockbit, adalah pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah di pasar utama batu bara.
Kemudian, berfokus pada tiga emiten, BCA Sekuritas memproyeksi, ADRO dan ITMG mencatatkan hasil yang lebih baik dari perkiraan analis, karena laba kemungkinan akan mengalahkan konsensus, sedangkan tetap relatif sesuai dengan perkiraan sang broker.
Sementara, kata analis BCA Sekuritas, PTBA berpotensi melaporkan laba di bawah perkiraan pihaknya dan juga perkiraan pasar.
“Sampai saat ini, kami melihat ADRO dan ITMG sebagai pilihan teraman untuk posisi di sektor batu bara; kejutan laba yang positif dari peningkatan perkiraan konsensus akan memungkinkan saham-saham ini untuk lebih memperpanjang relinya,” tulis analis BCA sekuritas.
BCA Sekuritas pun menegaskan kembali peringkat overweight untuk sektor batu bara.
“Saat ini, untuk saat ini kami mengubah pecking order kami menjadi ITMG>ADRO>PTBA dari ITMG>PTBA>ADRO, namun kemungkinan besar PTBA dapat direvisi ke bawah, sementara perkiraan ITMG dan ADRO dapat dipertahankan,” kata BCA Sekuritas.
Secara keseluruhan, BCA Sekuritas mempertahankan peringkat ‘beli’ (buy) dan target harga (TP) untuk semua emiten batu bara yang berada dalam cakupannya.
BCA mempertahankan rating buy ADRO dengan TP sebesar Rp3.610 per saham, ITMG dengan TP sebesar Rp35.700 per saham, PTBA dengan TP Rp3.580 per saham.
Senada, Algo Research dalam artikel pada 13 Juni 2024 juga menjagokan sektor batu bara, mengingat adanya potensi peningkatan di paruh kedua 2024 seiring kenaikan harga gas alam, permintaan dari China, dan normalisasi ASP (average selling price/harga jual rata-rata).
Algo Research memilih ADRO, ITMG dan ADMR, dengan masing-masing target harga Rp3.200 per saham, Rp30.000 per saham, dan Rp1.600 per saham.
Dari broker lainnya, menurut amatan CGSI Sekuritas, harga batu bara masih bergerak sideways.
Pihaknya masih tetap bearish pada sektor batu bara. Namun CGSI melihat, kinerja kuartal II-2024 sebagai katalis yang potensial.
“Di antara estimasi kami, kami memperkirakan kinerja keuangan ADRO akan melebihi ekspektasi konsensus. Saat ini sahamnya diperdagangkan pada 6,9x FY24F PE [rasio price-to earnings untuk proyeksi tahun fiskal 2024],” tulis analis CGSI.
Mirip dengan pandangan sejumlah broker di atas, BRI Danareksa dalam riset pada 22 Juli 2024 menyebut, harga batu bara tetap stabil pada paruh pertama 2024 didorong oleh keseimbangan penawaran dan permintaan yang membaik.
Permintaan yang kuat dari China dan India, serta produksi Indonesia yang lebih rendah dari perkiraan, menjadi faktor utama di balik stabilitas ini.
Biaya produksi yang meningkat untuk produsen di Indonesia diperkirakan akan mendukung harga batu bara jangka panjang, seiring dengan permintaan yang tetap solid.
Oleh karena itu, BRI Danareksa meningkatkan perkiraan harga batu bara dan laba per saham (EPS) untuk tahun fiskal 2024-2025.
Melihat prospek harga yang membaik, BRI Danareksa meningkatkan peringkat sektor batu bara menjadi overweight (OW). Pilihan utama BRI Danareksa dalam sektor ini adalah saham ADRO dan ITMG. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.