MARKET NEWS

Nantikan Data Ekonomi, IHSG Diprediksi Menguat

Shelma Rachmahyanti 12/07/2021 10:16 WIB

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melanjutkan tren positif sepanjang hari ini.

Nantikan Data Ekonomi, IHSG Diprediksi Menguat. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melanjutkan tren positif sepanjang hari ini. Kondisi ini diperkirakan terjadi karena sejumlah investor tengah menantikan data ekonomi yang akan diterbitkan Bank Indonesia.

Saat ini, Senin (12/7/2021), IHSG menguat 0,67 persen dan berada di level 6.080.

Head of Research Henan Putihrai Sekuritas, Robertus Yanuar Hardy, menilai, pergerakan IHSG hari ini diprediksi akan menguat. Sebab, penguatan yang terjadi di market global dan regional sudah mendukung untuk IHSG berada di teritori positif.

“Kalau kita melihat memang dari segi market global dan juga regional, sebenarnya sudah mendukung untuk IHSG ini bisa dibuka lebih positif lah untuk hari ini,” katanya dalam acara Market Opening IDX Channel, Senin (12/7/2021).

Namun, Robertus mengatakan, jika dilihat dari segi domestik, kekuatan investor untuk menopang pergerakan IHSG masih dipertanyakan.

“Kita juga masih melihat ya dari dalam negeri sendiri, apakah cukup kuat para investor untuk menopang pergerakan positif lebih lanjut lagi. Kalau dari global memang kita masih melihat adanya optimisme bahwa vaksinasi yang dipercepat oleh beberapa negara terutama Amerika itu juga bisa mengembalikan kepercayaan investor lebih lanjut,” kata dia.

Sementara itu, dia menjelaskan, 6.050-6.100 masih menjadi level resistance yang akan diuji IHSG di pekan ini. Sebab, market masih menantikan beberapa data ekonomi seperti inflasi di Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan masih mengalami peningkatan.

“Inflasi di Amerika secara year on year (yoy) itu diperkirakan masih mengalami peningkatan 4,9% atau 4,8% year on year (yoy) di bulan Juni. Tentu ini kalau masih tetap tinggi dan juga membuat The Fed masih akan tetap hawkish. Hal tersebut tentu tidak cukup bagus untuk market, tapi kita buktikan saja data inflasinya seperti apa dan juga tidak kalah penting kebijakan moneter,” jelas Robertus. (TYO)

SHARE