MARKET NEWS

NCKL Dirikan Dua Entitas Baru, Hasil Joint Venture dengan Perusahaan Hong Kong

Cahya Puteri Abdi Rabbi 28/05/2024 08:40 WIB

PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mendirikan dua entitas baru yakni PT Bhakti Bumi Sentosa (BBS) dan PT Cipta Kemakmuran Mitra (CKM). 

NCKL Dirikan Dua Entitas Baru, Hasil Joint Venture dengan Perusahaan Hong Kong. (Foto MNC Media)

IDXChannel - PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mendirikan dua entitas baru yakni PT Bhakti Bumi Sentosa (BBS) dan PT Cipta Kemakmuran Mitra (CKM). 

Pendirian dua anak usaha baru tersebut merupakan bagian dari inisiatif strategis perseroan untuk memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan dan meningkatkan efisiensi operasional.

“Dengan mengolah sisa hasil produksi menjadi produk yang lebih bernilai, kami tidak hanya mengoptimalkan operasi, tapi juga memperkuat komitmen kami terhadap pengelolaan lingkungan,” kata Direktur Utama NCKL Roy Arman Arfandy dalam keterangan resminya, dikutip pada Selasa (28/5/2024).

Roy menjelaskan, PT Bhakti Bumi Sentosa (BBS) didirikan dengan fokus pada peningkatan praktik pengelolaan sisa hasil produksi. Entitas ini akan mengolah sisa hasil produksi dari proses High-Pressure Acid Leach (HPAL) berupa tailing, menjadi barang-barang bernilai ekonomi, selaras dengan prinsip ekonomi sirkular.

“Dengan mengubah sisa hasil produksi menjadi produk bernilai tambah, lanjut Roy, PT BBS akan berkontribusi pada tujuan keberlanjutan perusahaan dan efisiensi operasional,” ujar Roy.

PT Halmahera Persada Lygend, yang merupakan anak perusahaan yang dimiliki langsung sebesar 45% oleh NCKL memegang 21.026 saham atau kepemilikan 94,24%, sementara Hong Kong Blue Whale International Limited memegang 1.285 saham atau kepemilikan 5,76%.

Lalu, PT Cipta Kemakmuran Mitra (CKM) didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dengan memproduksi kapur tohor atau quicklime, salah satu bahan utama yang diperlukan untuk proses pemurnian bijih nikel kadar rendah menggunakan teknologi HPAL. 

“Unit usaha baru ini bertujuan untuk memastikan stabilitas dan efisiensi pasokan bahan utama ini, sehingga mendukung proses produksi dan efektivitas operasional secara keseluruhan,” imbuh Roy. 

Perseroan memegang 4.040 saham atau kepemilikan 40%, sementara Hong Kong Blue Whale International Limited memegang 6.060 saham atau kepemilikan 60%.

(YNA)

SHARE