Negara dengan Risiko Investasi Tertinggi, Indonesia Aman?
Analisis dari Aswath Damodaran memaparkan daftar negara dengan risiko investasi dari tertinggi hingga terendah di seluruh dunia.
IDXChannel - Pesatnya pertumbuhan negara berkembang dan peluang yang mungkin dihadirkan bagi para investor menimbulkan pertanyaan, apakah berinvestasi di negara lain memiliki risiko?
Analisis dari Aswath Damodaran, Stern School of Business, New York University sebagaimana dilansir dari Visual Capitalist, Jumat (13/10/2023) memaparkan daftar negara dengan risiko investasi dari tertinggi hingga terendah di seluruh dunia.
Catatan saja, karena berbagai alasan, terdapat variasi risiko di berbagai negara. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor geopolitik. Metodologi yang digunakan Damodaran dalam mengukur risiko investasi tiap negara berdasarkan tiga faktor utama, yaitu risiko politik, hukum, dan ekonomi.
Selain itu, risiko gagal bayar suatu negara turut dianalisis. Ketika suatu negara gagal membayar utang, sering kali menyebabkan gejolak pasar dan efek negatif lainnya yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun.
Lalu, negara apa saja yang paling beresiko?
Di bawah ini, deretan 10 negara dengan risiko investasi terbesar di dunia per Juli 2023. (Lihat tabel di bawah.)
Seperti yang ditunjukkan tabel di atas, lima negara memiliki risiko tertinggi, yakni Belarus, Lebanon, Venezuela, Sudan, dan Suriah. Belarus menjadi negara dengan risiko tertinggi mencapai 24,8 persen, hal ini dikarenakan pasukan militer Rusia terus beroperasi di sana. Sementara Venezuela telah menghadapi hiperinflasi dan korupsi endemik selama bertahun-tahun.
Indonesia menempati urutan 114 dari total 177 negara di dunia dengan risiko 2,9 persen. Indonesia menjadi negara keempat ASEAN yang memiliki risiko tertinggi setelah Laos, Myanmar, dan Vietnam. Di mana Laos dan Myanmar memiliki risiko yang sama sebesar 15,2 persen, sedangkan Vietnam 4,6 persen.
Di sisi lain, 13 negara memiliki risiko terendah, termasuk beberapa negara Eropa, Singapura, dan Selandia Baru. Faktor-faktor seperti obligasi pemerintah dengan peringkat AAA, korupsi yang rendah, dan perlindungan hak milik yang kuat menjadi alasan mengapa negara tersebut memiiki risiko investasi yang rendah. (ADF)