MARKET NEWS

Nilai Kontrak Baru Emiten Konstruksi Turun, ADHI Paling Tertekan

Desi Angriani 24/08/2025 08:18 WIB

Nilai kontrak baru sejumlah emiten konstruksi terpantau turun signifikan hingga Juli 2025. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mencatat penurunan terdalam.

Nilai Kontrak Baru Emiten Konstruksi Turun, ADHI Paling Tertekan. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Nilai kontrak baru sejumlah emiten konstruksi terpantau turun signifikan hingga Juli 2025. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mencatat penurunan terdalam.

Berdasarkan riset Stockbit yang dipublikasikan pada Jumat (22/8/2025), ADHI hanya membukukan kontrak baru sebesar Rp3,8 triliun atau anjlok 68 persen secara tahunan (YoY), setara 14-15 persen dari target 2025. 

Capaian ini jauh tertinggal dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mampu mencapai 60 persen target tahunan.

Adapun PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mencatatkan kinerja paling baik di antara tiga emiten yang dipantau Stockbit, meskipun tetap turun tipis 10 persen YoY menjadi Rp11,8 triliun. 

Realisasi ini setara 41 persen dari target tahunannya, sedikit di bawah pencapaian 48 persen pada periode sama tahun lalu. 

Sementara itu, PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) tidak merilis data kontrak terbaru, tetapi perusahaan memiliki pipeline tender senilai Rp8,9 triliun per Juli 2025.

Tekanan juga terlihat pada kinerja laba bersih, di mana PTPP dan ADHI masing-masing turun 56 persen dan 45 persen YoY pada semester I-2025. Sebaliknya, TOTL membukukan kenaikan laba bersih 55 persen YoY berkat lonjakan kontrak baru pada 2024 sebesar 21 persen.

Stockbit menilai, penurunan ini berpotensi tertahan di semester II-2025, seiring rencana akselerasi belanja pemerintah dan kenaikan anggaran Kementerian PUPR sebesar 38 persen pada 2026. 

"Secara umum, kami melihat potensi akselerasi belanja pemerintah pada semester II-2025 serta kenaikan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum pada 2026 sebesar 38 persen YoY dapat mengakselerasi nilai kontrak baru para emiten konstruksi, terutama BUMN Karya," tulis Stockbit.

Selain itu, proyek besar seperti FEED LNG Blok Masela senilai USD20 miliar yang dimenangkan konsorsium ADHI bersama KBR dan Samsung E&A juga berpotensi mendongkrak kontrak ke depan, meski nilai yang akan diterima ADHI belum diumumkan.

(DESI ANGRIANI)

SHARE