MARKET NEWS

Nunggu Tokopedia IPO? Yuk Baca Dulu Ringkasan Sepak Terjangnya di RI Sejak 2009

Achok Putra H/Litbang 16/06/2021 15:19 WIB

Tokopedia merupakan salah satu e-commerce yang mengalami pertumbuhan paling pesat.

Tokopedia merupakan salah satu e-commerce yang mengalami pertumbuhan paling pesat. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pandemi Covid-19 membuat transaksi belanja online meningkat drastis. Hal ini pun membuat perusahaan e-commerce di Tanah Air meraup banyak cuan. Dari berbagai perusahaan e-commerce yang ada di Indonesia, Tokopedia bisa dibilang yang mengalami pertumbuhan paling pesat. Berikut sepak terjang Tokopedia di Indonesia: 

2009
Berdiri sejak 2007 dan di release ke publik pada 17 Agustus 2009 dibawah naungan PT Tokopedia. Tokopedia merupakan salah satu startup pertama di Indonesia. Tokopedia didirikan oleh pemuda Indonesia yaitu Williiam Tanuwijaya bersama rekannya Leontinus Alpha Edison. 

Pendirian Tokopedia berawal dari pengalaman dan pengamatan mereka tentang lebarnya jurang pemisah antara kota kecil dan besar di Indonesia. Mereka kemudian memutuskan untuk melakukan sesuatu untuk memperpendek jurang pemisah tersebut. Tokopedia pun diluncurkan dengan misi pemerataan ekonomi secara digital.

2010
Setelah hampir satu tahun berdiri, Tokopedia berhasil mencapai akumulasi perputaran transaksi uang di situs mereka yang menembus angka Rp 1 miliar. Pencapaian prestasi tersebut turut mendatangkan minat investor lain untuk menanamkan dana di Tokopedia. East Ventures, perusahaan modal ventura yang berbasis di Singapura melakukan investasi ke Tokopedia melalui pembelian sebagian saham perusahaan.

2016
Seiring berjalannya waktu, Tokopedia bertumbuh dengan pesat. Pengguna platform itu semakin banyak dan memiliki berbagai fitur serta layananan yang lebih variatif. 

Survey Mastel dan APJII 2016 menunjukkan bahwa aplikasi Tokopedia adalah aplikasi yang paling sering digunakan (50,7%) oleh penggemar jual beli online se-Indonesia, mengalahkan Lazada (46,7%) dan Bukalapak (39,7%). Pada tahun ini, Tokopedia juga menghadirkan produk teknologi finansial (fintech). Produk fintech Tokopedia terdiri dari dompet digital, investasi terjangkau, kredit modal bisnis, kartu kredit virtual, produk proteksi, skoring kredit berdasarkan data untuk produk pinjaman, investasi, serta layanan keuangan lainnya.

2017
Tidak berpuas diri pada pencapaian dan inovasinya. Tokopedia kembali menghadirkan produk Deals untuk membantu masyarakat Indonesia mendapatkan penawaran terbaik dari delapan kategori, termasuk Travel dan Activity. Produk ini dimaksudkan untuk membantu bisnis offline melebarkan sayap mereka secara online melalui Tokopedia.

2018
Maraknya penggunaan dompet digital, lantas dimanfaatkan dengan baik oleh Tokopedia. PT Visionet Internasional atau dikenal dengan OVO mengandeng Tokopedia lewat kerjasama kemitraan sejak 31 Oktober 2018. 

Tokopedia mencatat 4 juta merchants yang tergabung dalam platform tersebut. Saat ini, aplikasi OVO tersedia di 115 juta perangkat di seluruh Indonesia. Berdasarkan data dari pihak OVO sejak November 2017 hingga November 2018, jumlah pengguna OVO mengalami peningkatan lebih dari 400%.

2019
Tokopedia meluncurkan jaringan Gudang Pintar bernama TokoCabang di tiga kota yakni Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Layanan gudang ini bertujuan untuk membantu para penjual di marketplace tersebut dalam memenuhi pesanannya. 

Pada tahun yang sama, Tokopedia juga menghadirkan Tokopedia Salam, sebuah platform yang mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berbagai pilihan produk dan layanan yang baik. Tokopedia Salam juga memiliki fitur halal filter yang membantu pengguna untuk menemukan produk halal secara mudah.

2021
Isu yang mulai santer dari beberapa tahun kebelakang, akhirnya terjawab sudah. Dua perusahaan besar teknologi asal Indonesia resmi melakukan merger, yaitu Gojek dengan Tokopedia. Keduanya resmi menjadi entitas baru, yakni Grup GoTo

Valuasi gabungan dua unicorn ini mencapai US$ 18 miliar, menjadi yang tertinggi di Indonesia. Nilai tersebut berdasarkan putaran penggalangan dana Gojek pada 2019 dan Tokopedia di awal 2020. CB Insights pun memperkirakan valuasi GoTo mencapai US$ 40 miliar pascamerger. (TIA)

SHARE