Nvidia Dekati Rekor, Nilai Pasar Capai USD5 Triliun
Nvidia mendekati rekor nilai pasar USD5 triliun setelah serangkaian pengumuman pada hari Selasa yang mengangkat sahamnya naik 5 persen.
IDXChannel - Nvidia mendekati rekor nilai pasar USD5 triliun setelah serangkaian pengumuman pada hari Selasa yang mengangkat sahamnya naik 5 persen.
Dilansir dari laman Deadline Rabu (29/10/2025), perusahaan ini memperkenalkan serangkaian inovasi dalam acara tahunan GTC (GPU Technology Conference, merujuk pada produk inti Nvidia, unit pemrosesan grafis) yakni kemitraan dengan Uber, Palantir, Nokia, dan Oracle diluncurkan dan berbagai inisiatif di bidang komputasi, robotika, kendaraan, kedokteran, telekomunikasi, dan bidang lainnya.
Mengenakan setelan serba hitam khasnya berupa sepatu kets, celana jin, dan jaket kulit, CEO Jensen Huang menyampaikan berita tersebut dalam pidato utamanya.
Didirikan bersama oleh Huang pada tahun 1993, produsen chip yang dulunya kurang dikenal yang dirancang untuk menggerakkan GPU ini telah melonjak namanya selama era kecerdasan buatan. Saham perusahaan yang sempat melonjak naik 5 persen setelah konferensi, ditutup pada harga USD201,03. Saham tersebut telah naik 50 persen pada tahun 2025 hingga saat ini.
Adapun nilai pasar perusahaan mencapai USD4,89 triliun pada akhir perdagangan hari Selasa. Di mana nilainya sudah mendekati angka USD5 triliun setelah mencapai USD4 triliun pada Juli lalu.
"Kami tidak dapat melakukan semua ini tanpa ekosistem mitra Nvidia," ujar Huang. Para analis mengatakan diversifikasi kesepakatan di berbagai sektor membantu meredakan kekhawatiran investor akan gelembung AI.
Elemen tersebut, dikombinasikan dengan ekspektasi tinggi terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve, telah menopang banyak saham teknologi akhir-akhir ini.
Dengan proyeksi belanja modal sebesar USD3 triliun yang dialokasikan untuk pembangunan pusat data dan kapabilitas AI lainnya di tahun-tahun mendatang, para pesimis di Wall Street maupun pengamat industri teknologi mempertanyakan keberlanjutan belanja tersebut.
Para pesimis telah membantah bahwa infrastruktur selalu merupakan fase krusial untuk setiap tahap kemajuan besar, dan infrastruktur harus dibayar dengan harga tertentu.
(kunthi fahmar sandy)