Nyaman di Zona Hijau 6 Hari Beruntun, Saham VKTR Naik 22 Persen
Saham emiten kendaraan listrik (EV) PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) kembali menguat di zona hijau pada perdagangan Senin (3/7/2023).
IDXChannel – Saham emiten kendaraan listrik (EV) PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) kembali menguat di zona hijau pada perdagangan Senin (3/7/2023). Ini membuat saham emiten Grup Bakrie tersebut menghijau 6 hari beruntun.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 14.25 WIB, saham VKTR terkerek naik 3,39 persen ke Rp122 per saham. Nilai transaksi mencapai Rp37,12 miliar dan volume perdagangan 308,49 juta saham.
Dengan ini, sejak melantai di bursa pada 19 Juni 2023 di harga penawaran saham perdana (IPO) Rp100 per saham, saham VKTR melejit 22 persen.
Investor tampaknya masih memanfaatkan momentum IPO saham VKTR yang membuat saham tersebut masih bergerak di zona hijau hingga saat ini.
Dalam gelaran IPO, VKTR menerbitkan 8,75 miliar saham baru dan meraup dana segar Rp875,00 miliar.
Usai sukses manggung di bursa, VKTR menjadi perusahaan publik pertama di Indonesia yang mengkhususkan diri dalam pengembangan dan produksi Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di segmen kendaraan komersial, dengan produk utama bus dan truk listrik.
Komisaris Utama VKTR, Anindya N. Bakrie mengatakan, VKTR telah memilih untuk berfokus dalam pengembangan KBLBB di segmen kendaraan komersial, khususnya bus dan truk.
"Data menunjukkan, kebutuhan bus di Jakarta saja mencapai lebih dari 10.000 unit hingga 2030. Jika memperhitungkan potensi di seluruh Indonesia, angka tersebut dapat meningkat hingga 20 kali lipat lebih besar," ungkap dia dalam keterangan resminya, pada 19 Juni 2023.
VKTR telah menjalin kerja sama strategis dengan BYD Auto, produsen bus terbesar di dunia, untuk menguatkan posisinya dalam pengembangan kendaraan listrik.
Saat ini, VKTR telah sukses dalam menyediakan 30 unit bus merek BYD yang dioperasikan oleh TransJakarta, dan dalam waktu dekat akan menambahkan 22 unit bus lagi dengan merek yang sama.
Direktur Utama VKTR, Gilarsi W. Setijono menjelaskan, VKTR saat ini mengimpor bus tipe K-9 secara CBU (completely built-up) langsung dari pabrik BYD di Shenzhen, China.
"Namun, kami juga tengah merintis pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia melalui kemitraan dengan mitra lokal Trisakti yang berpengalaman di bidangnya," ujarnya.
Fasilitas perakitan KBLBB bus VKTR akan berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, dengan rencana tahap awal kapasitas perakitan sebesar 500 unit per tahun.
Kami berkomitmen untuk mengembangkan fasilitas ini menjadi lini manufaktur yang handal, dengan peningkatan kapasitas hingga lebih dari 3.000 unit per tahun. Dengan ini, kami berharap dapat memenuhi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang ditetapkan oleh pemerintah, dan menghasilkan produk kendaraan listrik yang merupakan kebanggaan nasional," jelas Gilarsi.
Seluruh dana yang diperoleh dari penawaran umum VKTR akan digunakan dengan strategis. Sebanyak 40,29% akan dialokasikan untuk belanja modal atau capex yang akan mendukung pengembangan produk dan fasilitas produksi.
Sekitar 11,69% akan diberikan kepada perusahaan anak VKTR, yaitu PT Bakrie Autoparts (BA), dalam bentuk penyertaan modal guna meningkatkan daya saing di sektor komponen kendaraan listrik.
Selain itu, sekitar 2,51% akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Tambara Tama Mandiri (TTM), dan sekitar 1,40% akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Andara Multi Sarana (AMS).
Sisanya, sebesar 44,11%, akan dialokasikan untuk modal kerja dan operasional guna memenuhi kebutuhan operasional VKTR.
"Kami berharap dengan suksesnya IPO ini, VKTR dapat menjalankan rencana bisnis dengan optimal sesuai jadwal yang telah ditetapkan, didukung oleh dana yang diperoleh dari penawaran umum," tegas Gilarsi.
"Kami berkomitmen tidak hanya untuk mendistribusikan kendaraan listrik, mulai dari bus listrik, tetapi juga untuk memproduksi kendaraan listrik di masa depan guna memberikan kontribusi yang lebih tinggi terhadap tingkat kandungan dalam negeri," imbuhnya. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.