OJK Waspadai Risiko Perang Dagang dan Geopolitik Meski Prospek Ekonomi Global Naik
OJK menilai ada risiko perang dagang dan geopolitik di tengah prospek pertumbuhan ekonomi global yang menunjukkan perbaikan menurut OECD.
IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai prospek pertumbuhan ekonomi global menunjukkan perbaikan seiring revisi ke atas yang dilakukan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
Namun, OJK mewaspadai potensi berlanjutnya ketegangan perdagangan dan dinamika geopolitik di berbagai kawasan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menegaskan revisi proyeksi OECD mencerminkan ketahanan sejumlah negara utama di tengah ketidakpastian global.
Meski demikian, potensi gejolak akibat perang dagang dan tensi politik global dinilai masih dapat muncul sewaktu-waktu.
“OECD melakukan revisi pertumbuhan ekonomi global yang lebih kuat dari perkiraan sebelumnya di awal tahun. Tensi turun, namun perang dagang dan geopolitik bisa bergejolak kembali," ujar Mahendra dalam Konferensi Pers RDK Bulanan OJK, Kamis (9/10/2025).
Mahendra menyoroti kinerja ekonomi Amerika Serikat masih relatif kuat dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang tinggi, meski di sisi lain pasar tenaga kerja mulai melemah dan inflasi belum kembali ke target bank sentral.
Di saat yang sama, Federal Reserve telah memulai siklus penurunan suku bunga acuannya atau Fed Funds Rate (FFR) pada September 2025 sebesar 25 basis poin.
Kondisi stagnasi terlihat di kawasan Eropa, terutama di negara besar seperti Prancis yang mengalami tekanan terhadap pertumbuhan.
Mahendra menuturkan, perkembangan global tersebut turut memengaruhi sentimen investor dunia.
Risiko yang lebih rendah di sejumlah kawasan dinilai mendorong terjadinya risk on di pasar keuangan global, sehingga menjadi katalis bagi indeks saham di berbagai negara sepanjang September 2025.
"Perkembangan-perkembangan itu turut mendukung risk on investor global sehingga pasar saham global cenderung menguat," kata dia.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 8.061,06 atau naik 2,94 persen sepanjang September. Penguatan ini membawa indeks komposit menguat 13,86 persen sejak awal tahun.
"IHSG dan nilai kapitalisasi pasar sempat mencatatkan rekor tertinggi atau all time high di level 8.126,56 pada 24 September 2025," ujar Inarno.
(Febrina Ratna Iskana)