MARKET NEWS

Omzet Melambung, Rugi Garuda (GIAA) Terpangkas 50 Persen Jadi Rp1,61 Triliun

Cahya Puteri Abdi Rabbi 04/05/2023 15:58 WIB

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menekan rugi bersih 50,97% menjadi USD110,13 juta atau Rp1,61 triliun di kuartal I-2023.

Omzet Melambung, Rugi Garuda (GIAA) Terpangkas 50 Persen Jadi Rp1,61 Triliun (Foto MNC Media)

IDXChannel - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) membukukan pendapatan usaha sebesar USD602,99 juta atau Rp8,85 triliun. Angka itu tumbuh 72% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar USD350,15 juta.

Pertumbuhan pendapatan usaha perseroan selaras dengan peningkatan trafik penumpang sebesar 60% di kuartal I 2023. Jumlah trafik penumpang GIAA per Maret 2023 tercatat sebanyak 4,5 juta penumpang, dari sebelumnya sebanyak 2,7 juta penumpang.

“Pertumbuhan ini menjadi outlook positif bagi kinerja usaha di sepanjang 2023. Meski di tengah periode low season bagi sektor industri penerbangan, kami berhasil mencatatkan kinerja solid,” kata Direktur Utama GIAA, Irfan Setiaputra dalam keterangan resminya, Kamis (4/5/2023).

Pertumbuhan pendapatan usaha GIAA juga ditunjang oleh pendapatan penerbangan terjadwal sebesar USD506,82 juta atau Rp7,44 triliun, serta pendapatan lainnya yang tercatat sebesar USD83,35 juta atau Rp1,22 triliun. Di samping itu, EBITDA GIIA juga tumbuh 92% menjadi USD71 juta dari sebelumnya sebesar USD37 juta.

Capaian positif tersebut membuat perusahaan penerbangan pelat merah ini mampu menekan rugi bersih di kuartal I-2023. Rugi bersih perseroan susut 50,97% menjadi USD110,13 juta atau Rp1,61 triliun, dari sebelumnya sebesar USD224,66 juta.

Irfan menyebut, pencatatan rugi bersih pada tahun kinerja berjalan ini dipengaruhi oleh penerapan standar akuntansi PSAK 73, yang mengatur tentang pembukuan transaksi sewa pada beban operasi. 

Sejalan dengan kinerja usaha yang semakin solid, pada akhir Maret 2023, perseroan juga telah menyelesaikan pemenuhan kewajiban terhadap kreditur yang termasuk dalam klasifikasi kreditur dengan nilai tagihan hingga Rp255 juta. 

Pemenuhan kewajiban tersebut sejalan dengan Perjanjian Perdamaian PKPU yang sebelumnya telah disahkan melalui putusan homologasi PN Jakarta Pusat, dan dalam implementasinya turut diselaraskan dengan fokus misi transformasi yang berjalan. 

Penyelesaian kewajiban Garuda Indonesia tersebut telah dirampungkan terhadap 254 kreditur yang memiliki nilai tagihan hingga Rp255 juta, dengan total nilai tagihan yang dibayarkan mencapai hingga Rp15,43 miliar.

“Dirampungkannya pemenuhan kewajiban terhadap kreditur tersebut menjadi penanda penting atas capaian akselerasi kinerja usaha yang semakin solid,” ujar Irfan.

Selain itu, kata Irfan, perseroan juga secara bertahap akan berupaya mengakselerasikan pemenuhan kewajiban usaha untuk kreditur dengan klasifikasi lainnya, selaras terhadap komitmen implementasi perjanjian perdamaian.

Dari aspek operasional GIAA mencatatkan pertumbuhan angkutan penumpang sebesar 98,2% menjadi 1,8 juta penumpang. Kemudian, perseroan turut mencatatkan pertumbuhan angkutan penumpang penerbangan internasional lebih dari 438% menjadi 363 ribu orang dari sebelumnya berjumlah 66 ribu penumpang.

Sedangkan untuk penumpang penerbangan domestik Garuda Indonesia sebagai mainbrand mencatatkan pertumbuhan lebih dari 72% menjadi 1,4 juta penumpang.

“Kami optimistis outlook kinerja yang saat ini terefleksikan melalui capaian kinerja usaha di kuartal I-2023 dapat menjadi pondasi penting atas langkah akseleratif kinerja usaha yang ke depannya,” pungkas Irfan.

(FAY)

SHARE