Omzet Naik, RS Siloam (SILO) Berhasil Cuan Rp696,49 Miliar di 2022
Siloam International Hospitals Tbk (SILO) mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang 2022.
IDXChannel - Siloam International Hospitals Tbk (SILO) mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang 2022. Laba bersih pengelola rumah sakit Siloam ini naik 3,31% menjadi Rp696,49 miliar, dari tahun 2021 lalu yang sebesar Rp674,11 miliar.
Pertumbuhan laba bersih sejalan dengan pendapatan perseroan yang juga naik 1,45% menjadi Rp9,51 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp9,38 triliun.
Secara rinci, pendapatan spesialis tercatat sebesar Rp2,12 triliun dan pendapatan non spesialis sebesar Rp7,39 triliun.
Berdasarkan segmennya, pendapatan rawat inap tercatat sebesar Rp5,29 triliun. Secara rinci, pendapatan jasa penunjang medis dan jasa tenaga ahli sebesar Rp1,80 triliun, obat dan perlengkapan medis tercatat sebesar Rp1,79 triliun.
Fasilitas rumah sakit mencatatkan pendapatan sebesar Rp669,95 miliar, pendapatan kamar rawat inap sebesar Rp623,56 miliar, pendapatan kamar operasi tercatat sebesar Rp192,87 miliar, serta pendapatan administrasi dan lainnya sebesar Rp213,16 miliar.
Selanjutnya segmen rawat jalan mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,21 triliun. Secara rinci, pendapatan jasa penunjang medis dan jasa tenaga ahli sebesar Rp2,54 triliun.
Obat dan perlengkapan medis tercatat sebesar Rp1,33 triliun, fasilitas rumah sakit mencatatkan pendapatan sebesar Rp186,76 miliar, serta pendapatan administrasi dan lainnya sebesar Rp145,87 miliar.
Beban pokok pendapatan SILO tercatat sebesar Rp5,98 triliun, beban usaha tercatat sebesar Rp2,34 triliun, dan beban lainnya sebesar Rp166,01 miliar.
Kemudian, total nilai aset SILO hingga akhir Desember 2022 menjadi sebesar Rp9,66 triliun, naik 3,88% dari akhir Desember 2021 yang sebesar Rp9,30 triliun. Adapun, liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp2,61 triliun dan ekuitas sebesar Rp7,05 triliun.
Dalam mengembangkan bisnis dan mencapai target pertumbuhan, perseroan berfokus menjalankan strategi empat pilar yakni, pertumbuhan inti (core growth), ekspansi jaringan, program klinis dan digitalisasi.
Selain itu, perseroan juga berfokus untuk mengembangkan fasilitas serta pelayanan non-covid dalam upaya mengembalikan pendapatan non-covid di masa transisi pandemi ke endemi.
Tahun 2022 lalu, perseroan juga menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1 triliun, yang sebagian besar digunakan untuk pembelanjaan alat penunjang pasien rumah sakit, dan sekitar 2-3% akan digunakan untuk perawatan rumah sakit.
(SLF)