OPEC Pangkas Produksi, Harga Minyak Dunia Naik
Harga minyak dunia ditutup menguat pada perdagangan Jumat (26/8/2022) waktu setempat atau Sabtu pagi WIB.
IDXChanel - Harga minyak dunia ditutup menguat pada perdagangan Jumat (26/8/2022) waktu setempat atau Sabtu pagi WIB. Diduga penguatan didorong kekhawatiran investor atas ketatnya pasokan menyusul sinyal dari Arab Saudi bahwa OPEC dapat memangkas produksi.
Mengutip berbagai sumber, harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober bertambah 54 sen atau 0,6%, menjadi USD93,06 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober naik USD1,65 atau hampir 1,7%, menjadi ditutup pada USD100,99 per barel di London ICE Futures.
Ketika investor mengabaikan peringatan dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell tentang kesulitan ekonomi ke depan, pergerakan minyak di atas terjadi karena pedagang bertaruh pada kemungkinan penurunan produksi oleh produsen minyak utama.
Adapun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi sampai akhir tahun harga minyak dunia diperkirakan di atas USD100 per barel. Kondisi tentu menjadi pertimbangan utama pemerintah apakah bakal menaikkan harga jual Bahan Bakar Minyak atau BBM bersubsidi atau tidak.
"Kalau kita lihat outlook berdasarkan EIA harga minyak sepanjang tahun ini rata-rata bisa mencapai USD104,8 per barel, sementara berdasarkan forecast consensus harga minyak diperkirakan mencapai USD105 per barel," ungkap Sri Mulyani saat konferensi persnya di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (26/8/2022).
Harga rata-rata perkiraan ini dikatakan Sri Mulyani masih lebih tinggi dibandingkan dengan asumsi makro harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau ICP yang berdasarkan Perpres 98/2022 sebesar USD100 per barel.
Kondisi ini pun yang menjadi perhatian utama pemerintah karena harus bersiap menanggung tambahan anggaran subsidi dan kompensasi jika harga jual BBM dalam negeri tidak naik. Apalagi saat ini kuota penjualan Pertalite dan Solar makin menipis.
Begitu juga dengan harga Pertalite, dimana saat ini harga jualnya hanya Rp7.650 per liter yang seharusnya harga keekonomiannya mencapai Rp14.450 per liter. Artinya pemerintah memberikan subsidi kepada masyarakat mencapai Rp6.800 per liter.
Sama halnya juga dengan Pertamax saat ini harga jualnya Rp12.500 per liter, yang seharusnya harga keekonomiannya Rp17.300 per liter. Sehingga pemerintah masih tetap memberikan subsidi sebesar Rp4.800 per liter.
(DES)