MARKET NEWS

Outlook Harga Minyak Sepekan, Masih Rentan di Bawah Level Krusial

TIM RISET IDX CHANNEL 15/09/2025 07:15 WIB

Harga minyak dunia naik pada perdagangan Jumat (12/9/2025) lalu, setelah serangan drone Ukraina menghentikan aktivitas bongkar muat di pelabuhan terbesar Rusia.

Outlook Harga Minyak Sepekan, Masih Rentan di Bawah Level Krusial. (Foto: Freepik)

IDXChannel – Harga minyak dunia naik pada perdagangan Jumat (12/9/2025) lalu, setelah serangan drone Ukraina menghentikan aktivitas bongkar muat di pelabuhan terbesar Rusia bagian barat. Namun, penguatannya tertahan oleh kekhawatiran lemahnya permintaan dari Amerika Serikat (AS).

Kontrak berjangka Brent ditutup di USD66,99 per barel, naik 0,93 persen. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat berakhir di USD62,69 per barel, menguat 0,51 persen pada Jumat.

Dalam sepekan, Brent terkerek 1,84 persen dan WTI meningkat 1,13 persen.

Menurut analis FXEmpire James Hyerczyk, sentimen positif terutama dipicu gangguan ekspor Rusia akibat serangan drone Ukraina di pelabuhan Primorsk. Namun, kenaikan tertahan oleh data ekonomi AS yang melemah, kenaikan stok, serta kekhawatiran kelebihan pasokan global.

Secara teknikal, Hyerczyk menekankan, posisi harga minyak WTI masih berada di bawah moving average 52 pekan (MA-52 week) di USD63,45 untuk dua pekan berturut-turut. Kondisi ini memberi sinyal dominasi penjual.

Jika tekanan berlanjut, harga berpotensi turun ke USD61,12, bahkan ke level Fibonacci USD60,26 yang bisa menjadi pemicu pelemahan lebih dalam.

Hyerczyk menambahkan, sebaliknya, bila harga mampu menembus di atas USD63,45, peluang rebound akan terbuka. Namun, reli kemungkinan berjalan berat dengan sejumlah resistance di USD64,56 dan USD65,41, sebelum menguji puncak di USD66,03.

Dari sisi fundamental, pasar masih menimbang ketidakpastian suplai dan permintaan. International Energy Agency (IEA) memprediksi pasokan global tumbuh lebih cepat dibanding permintaan tahun ini seiring rencana peningkatan produksi OPEC+. Namun, OPEC tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan permintaan yang lebih tinggi.

Selain itu, India turut menjadi sorotan setelah Adani Group melarang kapal tanker yang terkena sanksi Barat berlabuh di fasilitasnya. Langkah ini menambah ketidakpastian jalur ekspor Rusia, mengingat India merupakan importir utama minyak mentah seaborne dari Moskow.

Meski faktor geopolitik membatasi potensi koreksi lebih dalam, Hyerczyk menilai arah jangka pendek masih cenderung bearish.

Pelaku pasar menyoroti lemahnya permintaan, meningkatnya stok minyak di Amerika Serikat (AS), serta rencana ekspansi produksi OPEC+ yang menambah kekhawatiran kelebihan pasokan.

Ketegangan geopolitik, terutama terkait infrastruktur energi Rusia, memang memberi penahan agar harga tidak jatuh lebih dalam. Namun, faktor tersebut belum cukup kuat untuk mengubah sentimen pasar yang cenderung negatif.

“Kecuali terjadi lonjakan permintaan yang di luar perkiraan atau gangguan pasokan yang signifikan, harga minyak WTI diperkirakan masih tertekan pekan ini. Setiap kenaikan justru dinilai sebagai peluang jual di tengah pasar yang masih dibayangi isu kelebihan pasokan,” kata Hyerczyk. (Aldo Fernando)

SHARE