MARKET NEWS

Oyo Kembali Batalkan Pengajuan IPO di Bursa India

Tim IDXChannel 23/05/2024 10:26 WIB

Induk perusahaan jaringan hotel hemat Oyo, Oravel Stays, kembali menarik rancangan prospektus penawaran umum perdana (IPO) untuk kali kedua.

Oyo Kembali Batalkan Pengajuan IPO di Bursa India. (Foto: OYO)

IDXChannel - Induk perusahaan jaringan hotel hemat Oyo, Oravel Stays, kembali menarik rancangan prospektus penawaran umum perdana (IPO) untuk kali kedua yang diajukan kepada Dewan Sekuritas dan Bursa India (SEBI).

Melansir dari TechCrunch, Rabu (22/5/2024), startup yang berkantor pusat di Gurugram, India tersebut, yang sempat memiliki valuasi USD10 miliar (Rp160 triliun), membatalkan rencana IPO-nya pada 17 Mei, menurut keterbukaan informasi di situs web regulator India.

Oyo awalnya mengajukan dokumen IPO ke SEBI pada 2021, tetapi lalu menariknya. Oyo kemudian mengajukannya kembali pada 2023.

Masih menurut TechCrunch, SEBI belum menyetujui salah satu permohonan Oyo, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang kesiapan startup tersebut menghadapi pengawasan publik.

Oyo telah berjuang untuk mendapatkan putaran pendanaan baru dengan valuasi USD3 miliar atau kurang, menurut TechCrunch di awal bulan ini. Perusahaan telah membantah, mereka meningkatkan modal pada valuasi tersebut.

Namun, Oyo sekarang mencoba menggalang dana dengan valuasi di kisaran USD2 miliar hingga USD2,3 miliar, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada TechCrunch.

Hingga saat ini, Oyo telah mengumpulkan lebih dari USD3 miliar dalam bentuk ekuitas dan utang.

Oyo, yang didukung oleh SoftBank, Peak XV, Lightspeed, Airbnb dan Microsoft, pernah dipuji sebagai disruptor dalam industri hotel hemat.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, startup ini mendapat kritik karena praktik bisnisnya, dan pada 2020 bahkan memberhentikan ribuan karyawan untuk memangkas biaya dan beban perusahaan.

Menurut The Economic Times, Rabu (22/5), Oyo memiliki kas sekitar USD200-250 juta di bank pada Februari, yang telah mengurangi beban operasionalnya secara signifikan, menurut orang-orang yang mengetahui kondisi keuangannya.

SoftBank – investor terbesar Oyo – memangkas valuasi perusahaan perhotelan tersebut menjadi USD2,7 miliar pada 2022 dari sebelumnya USD3,4 miliar. Perhitungan valuasi ini, mengutip The Economics Times, bersifat pribadi dan tidak dipublikasikan oleh investor Jepang tersebut.

SoftBank memiliki 46 persen saham di Oyo, sedangkan CEO Oyo Ritech Agarwal memegang 33 persen saham. Lightspeed dan Peak XV Partners termasuk di antara investor lainnya.

Menurut website perusahaan, Oyo sudah berekspansi ke lebih dari 100 kota di berbagai negara. Jaringan hotel Oyo juga masuk ke Indonesia, tepatnya sejak 2018. (ADF)

SHARE