MARKET NEWS

Pabrik Baru Proline Beroperasi, Genjot Produksi Alkes Prodia (PRDA) 4 Kali Lipat 

Dinar Fitra Maghiszha 25/04/2025 17:02 WIB

PT Prodia Diagnostic Line (Proline), entitas afiliasi dari PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) resmi membuka fasilitas produksi baru di Kawasan Industri Jababeka.

Pabrik Baru Proline Beroperasi, Genjot Produksi Alkes Prodia (PRDA) 4 Kali Lipat (foto dok prodia)

IDXChannel - PT Prodia Diagnostic Line (Proline), entitas afiliasi dari PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) resmi membuka fasilitas produksi baru di Kawasan Industri Jababeka, Bekasi, Jawa Barat. 

Pabrik ini digadang mampu meningkatkan kapasitas produksi alat kesehatan hingga empat kali lipat demi memenuhi permintaan nasional dan memperluas penetrasi ekspor.

Peresmian pabrik dilakukan oleh Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes RI, Lucia Rizka Andalusia. Dia menilai, pembangunan fasilitas tersebut sebagai langkah strategis dalam memperkuat industri alat kesehatan nasional. 

"Kami harap kehadiran pabrik ini bisa menekan ketergantungan terhadap impor dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk dalam negeri," kata Rizka saat peresmian di Cikarang, Jumat (25/4/2025).

Sementara itu, Founder & Komisaris Utama Proline, Andi Widjaja menyebut, peningkatan kapasitas ini penting untuk menjaga rantai pasokan alat kesehatan dalam negeri.

“Kami juga siap mendukung program pemeriksaan kesehatan gratis pemerintah yang membutuhkan alkes dan reagen dalam jumlah besar,” ujarnya.

Direktur Proline, Cristina Sandjaja menjelaskan, perluasan pabrik memungkinkan peningkatan produksi signifikan, di antaranya Kimia Klinik naik tiga kali lipat menjadi 960 ribu kit per tahun.

Selanjutnya, Rapid Test naik 4,5 kali lipat menjadi 22,5 juta tes, dan instrumen diagnostik meningkat empat kali lipat menjadi 4.000 unit per tahun, juga fasilitas biomolekuler berkapasitas 5 juta tes per tahun.

Prodia (PRDA) yang memiliki 39 persen saham di Proline sejak 2024 turut menyambut baik langkah ini. 

Direktur Keuangan Prodia, Liana Kuswandi menyebut, proyek ini sebagai kolaborasi strategis yang memperkuat ekosistem kesehatan nasional. 

“Kami percaya kolaborasi ini memberi nilai tambah dan memperkuat pertumbuhan kedua perusahaan,” kata Liana.

Dukungan juga datang dari mitra global, DiaSys Diagnostic Systems GmbH. CEO Günther Gorka menyampaikan apresiasi atas ekspansi ini. 

“Kami percaya Proline dapat menjadi pemain kunci di pasar domestik dan internasional,” ujarnya.

Produk-produk Proline saat ini telah digunakan lebih dari 7.000 fasilitas kesehatan di Indonesia. Perusahaan juga terus meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan memproduksi sendiri bahan non-enzim dan komponen metal, serta mempertahankan standar ISO 13845:2016.

(Fiki Ariyanti)

SHARE