Pasar Mulai Prospektif, Pendapatan DMS Propertindo (KOTA) Melonjak Hingga 204 Persen
nilai nilai aset tanah untuk pengembangan perusahaan juga terus berkembang menjadi Rp743,47 miliar.
IDXChannel - PT DMS Propertindo Tbk (KOTA) mengklaim bahwa bisnis properti dan jasa perhotelan nasional sudah mulai kembali membaik seiring dengan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang juga telah berjalan dengan baik dan sesuai harapan.
Klaim ini dibuktikan dengan perolehan pendapatan perusahaan yang pada triwulan I-2022 berhasil mencapai Rp4 miliar, melonjak drastis hingga 204 persen dibanding perolehan laba pada triwulan I-2021 yang masih sebesar Rp1,35 miliar. Nilai tersebut semuanya didapat dari bisnis hotel perusahaan.
"Dari (capaian) itu, kami berhasil mencatatkan laba bruto Rp2,5 miliar, melesat 118 persen dari Rp866,61 juta (realisasi triwulan I-2021)," ujar Direktur Keuangan KOTA, Marwadi Syahrizal Masyhur, dalam keterangan resminya, Kamis (28/7/2022).
Sayang, lantaran tekanan pandemi yang telah menjadi beban perusahaan dalam beberapa tahun terakhir, performa moncer itu masih belum mampu mengangkat perusahaan dari posisi rugi, sehingga pada triwulan I-2022 perusahaan masih menderita rugi bersih sebesar Rp4,66 miliar. Kondisi tersebut sedikit membaik dari posisi triwulan I-2021, di mana rugi bersih KOTA masih sebesar Rp5,87 miliar.
Namun demikian, nilai nilai aset tanah untuk pengembangan perusahaan juga terus berkembang menjadi Rp743,47 miliar, yang merupakan bagian dari total aset perusahaan yang sebesar Rp1,55 triliun.
“Aset tanah tersebut termasuk Accola Garden Rp 618,16 miliar, Accola Residence Rp 62 miliar, dan Padjadjaran City Rp 64 miliar,” jelas Marwadi.
Sedangkan kewajiban perusahaan tercatat Rp300,20 miliar dan ekuitas Rp1,26 triliun, sehingga rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) hanya 0,24 kali. Tahun lalu, KOTA meraih pendapatan Rp12,06 miliar, naik 80 persen dari 2020 Rp6,71 miliar.
“Efek pandemi, pendapatan KOTA belum balik seperti di 2019 ketika mencapai Rp66,19 miliar, di 2019 laba bruto mencapai Rp29,25 miliar,” ungkap Syahrizal.
Tahun lalu perseroan mampu menghadapi tantangan yang ada dengan pengelolaan usaha yang efektif dan strategis. “Kami akan melanjutkan proyek-proyek existing, menjajaki peluang baru, dan eksplorasi peluang pasar lewat skema kerja sama pihak ketiga,” katanya.
Di bisnis properti, selain Accola Samarinda dan Padjadjaran City, perseroan juga mengelola Accola Park Serpong dan Accola Residence Serpong. Adapun bisnis hotel yaitu ZEST Hotel (Yogyakarta), Indies Heritage Hotel (Yogyakarta) dan FABU Hotel (Bandung).
“Kami menargetkan pengembangan area residensial di berbagai segmen pasar, seperti perumahan premium untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke atas dan pada harga terjangkau untuk segmen masyarakat berpenghasilan menengah,” tegas Marwadi. (TSA)