MARKET NEWS

Pasar Tenaga Kerja AS Melambat, Begini Efeknya ke Yield Obligasi 

Fiki Ariyanti 10/09/2024 07:01 WIB

Rilis data Non Farm Payrolls (NFP) Amerika Serikat (AS) mencatatkan penambahan 142 ribu pekerjaan di Agustus 2024.

Pasar Tenaga Kerja AS Melambat, Begini Efeknya ke Yield Obligasi (foto mnc media)

IDXChannel - Rilis data Non Farm Payrolls (NFP) Amerika Serikat (AS) mencatatkan penambahan 142 ribu pekerjaan di Agustus 2024 dibanding Juli lalu yang sebanyak 89 ribu pekerjaan. 

Namun realisasinya masih lebih rendah dari konsensus yang diperkirakan bertambah 160 ribu pekerjaan. 

"Rilis data yang kurang positif ini berdampak terhadap penurunan yield treasury note 10 tahun di AS turun di bawah 3,7 persen, terendah dalam 15 bulan terakhir," kata Head of Research Panin Sekuritas, Nico Laurens dalam risetnya, Senin (9/9).

"Karena bukti melemahnya pasar tenaga kerja memperkuat spekulasi penurunan suku bunga yang agresif oleh The Fed tahun ini," sambungnya. 

Hal tersebut, kata Nico, juga didukung pernyataan anggota FOMC, Christopher Waller yang mengingatkan The Fed untuk merespons segera dengan memangkas suku bunga acuan. 

"Para investor masih akan mencermati rilis data inflasi konsumen dan produsen pada minggu ini," tutur Nico. 

Dari domestik, Analis Panin Sekuritas, Felix Darmawan mengatakan, cadangan devisa (cadev) Bank Indonesia melonjak ke rekor tertinggi sebesar USD150,2 miliar pada Agustus 2024 dibanding posisi Juli ini sebesar USD145,4 miliar.

Kenaikan cadev ini didukung oleh penerimaan ekspor minyak dan gas, pendapatan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, setara dengan 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. 

"Untuk data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2024 mengalami peningkatan menjadi 124,4 (Juli 2024: 123,4) khususnya pada kelompok pengeluaran lebih dari Rp5 juta (133,2 vs 123,2) ditopang oleh menguatnya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi ke depan," ujar Felix.

Sepanjang 2-6 September 2024, BI mencatat nilai beli neto non-residen sebesar Rp6,21 triliun di pasar keuangan domestik, terdiri dari (1) beli neto Rp2,65 triliun di pasar SBN, (2) beli neto Rp2,24 triliun di pasar saham, dan (3) jual neto sebesar Rp7,38 triliun di SRBI. 

"Posisi yield SBN 10 tahun turun ke 6,63 persen (sebelumnya: 6,75 persen) dan Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 68,92 (sebelumnya 65,87)," kata Felix. 

Data Panin Sekuritas menunjukkan, yield obligasi Indonesia tenor 10 tahun berada di 6,64 persen atau turun 0,006 persen dalam sepekan dan turun 0,145 persen dalam sebulan. 

Sementara itu berita surat utang dari dalam negeri yang dihimpun Panin Sekuritas, yaitu:

* Hasil lelang Surat Utang Negara (SUN) Pemerintah Republik Indonesia relatif solid dengan total incoming bids sebesar Rp45,48 triliun dengan seri penawaran tertinggi di FR0103 sebesar Rp14,3 triliun (tenor 11 tahun). 

Sedangkan jumlah awarded bids sebesar Rp22 triliun dengan seri terbesar, yakni FR0103 dengan yield rata-rata 6,6395 persen.

* Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan SUN dual currency dalam USD dan EUR masing-masing sebesar USD1,8 miliar dan 750 juta Euro. 

Secara rinci, tenor dan yield untuk tiap seri yakni: (1) seri RIEUR0932 (tenor: 8 tahun; yield: 3,723 persen per tahun), (2) seri RI0934 (tenor: 10 tahun; yield: 4,8 persen per tahun), dan (3) seri RI0954 (tenor 30 tahun: yield: 5,2 persen).

* Pemerintah Republik Indonesia masih menawarkan Sukuk Ritel Seri SR021-T3 dan SR021-T5 dengan imbal hasil masing-masing sebesar 6,35 persen per tahun dan 6,45 persen per tahun. Periode masa penawaran beralngsung pada 23 Agustus 2024-18 September 2024.

* PT Astra Sedaya Finance menawarkan Obligasi Berkelanjutan VI Tahap IV Tahun 2024 sebesar Rp1,5 triliun dengan 2 seri yakni: (1) Seri A (tenor 1 tahun; kupon 6,2 persen per tahun-6,85 persen per tahun; dan (2) Seri B (3 Tahun; 6,25 persen per tahun-7,20 persen per tahun). Masa penawaran
obligasi dilakukan pada 27 Agustus-10 September 2024.

* PT Adira Finance Tbk (ADMF) menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI Tahap IV Tahun 2024 sebesar Rp1,5 triliun dengan 3 seri. Masa penawaran obligasi dilakukan pada 3 September-17 September 2024.

(1) Seri A (tenor 1 tahun; kupon 6,2 persen per tahun-6,85 persen per tahun); (2) Seri B (3 Tahun; 6,25 persen per tahun-7,20 persen per tahun); dan (3) Seri C (5 tahun; kupon: 6,55 persen per tahun-7,25 persen per tahun). 

* PT JACCS Mitra Pinasthika Mustika Finance telah menyiapkan dana sebesar Rp18 miliar untuk melunasi pokok dan bunga Obligasi MPM Finance I Tahun 2019 Seri C. 

Obligasi Seri C merupakan bagian dari Penawaran Umum Obligasi MPM Finance I Tahun 2019 dengan total nilai penerbitan sebesar Rp800 miliar.

* PT BFI Finance Tbk (BFIN) berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI Tahap I Tahun 2024 sebesar Rp600 miliar dengan 3 seri. Masa penawaran obligasi dilakukan pada 22 Agustus-4 September 2024.

(1) Seri A (tenor 1 tahun) dengan tingkat kupon 6,60 persen per tahun-7,20 persen per tahun; (2) Seri B (2 Tahun): 6,80 persen per tahun-7,30 persen per tahun; (3) Seri C (3 tahun) dengan tingkat kupon 6,85 persen per tahun-7,35 persen per tahun.

(Fiki Ariyanti)

SHARE