MARKET NEWS

Pasca Diakuisisi Protelindo, SUPR Milik Djarum Mau Dibawa ke Mana?

Melati Kristina - Riset 09/09/2022 07:30 WIB

Saham Solusi Tunas Pratama (SUPR) sempat terbang tinggi di tengah performa saham yang stagnan dan kewajiban perusahaan untuk melakukan re-float.

Pasca Diakuisisi Protelindo, SUPR Milik Djarum Mau Dibawa ke Mana? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Emiten telekomunikasi milik Grup Djarum, PT. Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) sempat mencatatkan kinerja saham yang melesat di tengah kewajiban perusahaan untuk melakukan re-float.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per penutupan Kamis (8/9), saham SUPR terbang 115,51 persen secara year to date (ytd).

Sementara dalam setahun terakhir, saham emiten ini juga melambung hingga 319,50 persen. (Lihat grafik di bwah ini.)

Kendati demikian, kinerjanya selama sepekan dan sebulan terkontraksi masing-masing di minus 0,60 persen dan minus 1,91 persen.

Selain mencatatkan kinerja negatif dalam sepekan dan sebulan, saham SUPR juga sudah lama tidak bergerak.

Dalam sebulan belakangan, sahamnya cenderung datar. Bahkan, tercatat dalam 19 hari pada sebulan terakhir, saham SUPR tidak bergerak alias stagnan di angka 0 persen.

Laba Meroket di Tengah Merosotnya Pendapatan Bersih

Di tengah kinerja saham positif sepanjang tahun 2022, SUPR juga membukukan laba bersih yang terbang hingga 136,80 persen secara year on year (yoy) di semester I-2022. Adapun jumlah laba bersih yang dibukukan di periode ini mencapai Rp505,29 miliar.

Meskipun laba bersih emiten ini melonjak, pendapatan bersih SUPR di semester I-2022 malah merosot hingga minus 10,47 persen menjadi Rp933,94 miliar.

Anjloknya pendapatan bersih SUPR salah satunya disebabkan oleh turunnya pendapatan sewa dari pihak ketiga sebesar minus 3,91 persen.

Selain itu, tidak seperti periode yang sama tahun lalu, sumber pendapatan SUPR merosot dikarenakan tidak mendapatkan pemasukan dari sektor jasa lainnya dari pihak ketiga maupun pihak berelasi.

Sementara pada semester I-2021, 2021, SUPR masih mendapatkan pemasukan dari segmen ini sebesar Rp71,21 juta. 

Asal tahu saja, SUPR merupakan perusahaan yang bergerak di bidang operasi dan penyewaan gedung menara Base Transceiver Station (BTS) atau menara telekomunikasi dan lainnya yang terkait. Adapun berbagai provider telekomunikasi Tanah Air tercatat menjadi pelanggan dari emiten ini.

Selain mengalami penurunan pendapatan dari segmen jasa lainnya, pendapatan dari sejumlah pelanggan SUPR juga tercatat merosot di semester I-2022.

Sebagaimana dilaporkan dari laporan keuangannya, pendapatan yang mengalami penurunan yakni dari PT XL Axiata Tbk (minus 5,39 persen), PT Telekomunikasi Selular (minus 20,11 persen), dan PT Indosat Tbk (minus 18,10 persen).

Diakusisi Protelindo, Bagaimana Nasib SUPR di Bursa?

Emiten telekomunikasi SUPR diakuisisi oleh PT Profesional Telekomunikasi Indonesia atau Protelindo, anak usaha dari PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) pada Oktober 2021.

Adapun PROTELINDO mencaplok saham SUPR sebanyak 99,96 persen saham atau setara dengan 1,13 miliar lembar.

Efeknya, jumlah saham milik masyarakat hanya tersisa 0,04 persen. Padahal, jumlah saham beredar atau free float 7,5 persen dari total saham ditempatkan, dan disetorkan sesuai ketentuan BEI.

Kendati demikian, Protelindo memastikan aktivitas SUPR akan tetap berjalan normal.

Berdasarkan laporan di keterbukaan informasi BEI, dikutip Senin (7/2), Protelindo sebagai pengendali baru SUPR masih melakukan diskusi internal mengenai kelanjutan nasib SUPR di lantai bursa.

”Saat ini Perseroan masih dalam proses diskusi internal terkait rencana ke depan atas status SUPR,” tutur Sekretaris Perusahaan Protelindo, Maya Marcella.

Hal itu sebagaimana diatur dalam Peraturan Bursa dan sejalan dengan apa yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan, maka Perseroan memiliki waktu 2 tahun atas kewajiban melakukan re-float atau melepas kembali saham ke publik.

Perlu diketahui, Protelindo berencana tetap membuat Solusi Tunas sebagai perusahaan terbuka. Di mana, perseroan masih memiliki waktu dua tahun untuk meningkatkan persentase free float Solusi Tunas dari saat ini hanya 0,04 persen atau setara 486.144 lembar saham.

”Jadi, sesuai peraturan bursa, dan selaras regulasi Otoritas Jasa Keuangan, perseroan memiliki waktu dua tahun atas kewajiban melakukan re-float,” imbuhnya.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE