Pasokan CPO Terbatas, Seberapa Menarik Saham Emiten Sawit?
Produksi sawit di Indonesia dan Malaysia diperkirakan merosot tajam imbas tingginya curah hujan.
IDXChannel - Harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) turun sekitar 0,7 persen dalam lima hari terakhir dibandingkan minggu sebelumnya dengan rata-rata MYR4.477 per metrik ton.
Meskipun sempat turun, harga kembali naik pada Rabu (5/2/2025) karena adanya kekhawatiran terkait pasokan akibat cuaca yang tidak menentu.
Badan meteorologi Indonesia dan Malaysia bahkan mengeluarkan peringatan tentang curah hujan tinggi di wilayah utama penghasil kelapa sawit, yang bisa berdampak pada produksi CPO.
Diperkirakan, produksi sawit di Indonesia bakal turun sekitar 9-15 persen pada Januari dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara produksi Malaysia berpotensi merosot hingga ke level terendah dalam 11 bulan, seperti yang dilaporkan Bloomberg pekan ini.
Di sisi permintaan, pasar memperkirakan akan ada peningkatan kebutuhan dari Pakistan dan negara-negara Timur Tengah menjelang Ramadan.
Riset Samuel Sekuritas menilai, dengan permintaan yang mulai pulih dan pasokan yang masih ketat, harga CPO berpeluang untuk kembali naik.
"Melihat kondisi ini, proyeksi harga CPO di 2025 diperkirakan bisa mencapai MYR4.500 per metrik ton, lebih tinggi sekitar 7,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini juga didukung oleh program biodiesel B40 dan peran CPO sebagai komoditas yang cenderung stabil dalam menghadapi ketidakpastian pasar," tulis riset tersebut, Jumat (7/2/2025).
Dari sisi investasi, Samuel Sekuritas merekomendasikan saham PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (NSSS) dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) lantaran keduanya memiliki perkebunan yang masih tergolong muda dan memungkinkan hasil panen lebih tinggi.
NSSS diprediksi bisa mencapai harga Rp350 per saham, sedangkan TAPG berpotensi mencapai RP1.050 per saham.
Sementara itu, target harga saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) berada di angka Rp7.377 untuk hold. Kemudian saham PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan rekomendasi buy masing-masing di harga Rp1.000 dan Rp1.312.
(DESI ANGRIANI)