Pefindo Tegaskan Peringkat idA TBS Energi (TOBA) dengan Prospek Negatif
TOBA tengah dalam proses akuisisi 100 persen saham Sembcorp Environment Pte Ltd (SEPL), menyusul divestasi Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan Gorontalo Listrik
IDXChannel - Lembaga pemeringkat, Pefindo menegaskan peringkat idA dengan prospek negatif terhadap PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA).
Prospek negatif tersebut dipertahankan lantaran TOBA tengah dalam proses akuisisi 100 persen saham Sembcorp Environment Pte Ltd (SEPL), menyusul divestasi PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP).
"Kami mempertahankan prospek negatif untuk mengantisipasi melemahnya profil bisnis dan keuangan menyusul divestasi MCL dan GLP, sementara informasi lengkap tentang SEPL belum tersedia karena akuisisi masih dalam proses," tulis Pefindo, Jumat (15/11/2024).
Pefindo dapat menurunkan peringkat TBS Energi Utama jika realisasi tindakan korporasinya mengakibatkan lemahnya arus kas dari anak perusahaan tanpa dikompensasi secara memadai dengan memperkuat profil bisnis atau struktur modal.
"Kami dapat merevisi prospek kembali ke stabil tanpa perubahan peringkat apa pun jika kami yakin bahwa tindakan korporasi menghasilkan profil bisnis atau leverage Perusahaan yang lebih baik, yang cukup memitigasi
potensi kontribusi dividen yang lebih rendah dari anak perusahaan," tulis Pefindo.
Peringkat tetap dibatasi oleh risiko pengembangan proyek baru dan paparan terhadap harga komoditas yang berfluktuasi.
TBS Energi Utama memiliki beberapa anak perusahaan yang beroperasi yang bergerak di industri batubara di Kalimantan Timur, pembangkit listrik tenaga batubara di Gorontalo dan Sulawesi Utara, pengelolaan limbah di Singapura dan Indonesia, pembangkit listrik tenaga mini-hidro di Lampung, pembangkit listrik tenaga surya terapung di Batam, dan kendaraan listrik.
Perusahaan juga berencana untuk mengembangkan bisnisnya di energi terbarukan dalam jangka pendek hingga menengah. Per 30 September 2024, pemegang sahamnya adalah Highland Strategic Holdings Pte Ltd (61,017 persen), PT Toba Sejahtra (8,869 persen), PT Bara Makmur Abadi (5,472 persen), dan publik (24,642 persen).
(DESI ANGRIANI)