MARKET NEWS

Pelemahan Dolar AS Jadi Pijakan Emas Dua Hari Beruntun

Taufan Sukma/IDX Channel 12/09/2022 09:24 WIB

Pelemahan dolar AS dinilai jadi alasan, sehingga pelaku pasar uang lebih nyaman menempatkan dananya di logam mulia.

Pelemahan Dolar AS Jadi Pijakan Emas Dua Hari Beruntun (foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga emas kembali menguat pada perdagangan hari ini, Senin (12/9/2022), melanjutkan tren serupa yang terjadi pada akhir pekan. Pelemahan dolar AS dinilai jadi alasan, sehingga pelaku pasar uang lebih nyaman menempatkan dananya di logam mulia.

Pada perdagangan pukul 6.30 WIB, harga emas spot menguat 0,11 persen menuju US$1.718,66 per troy ounce, dibanding posisi US$ 1.716,83 pada posisi akhir pekan. Sedangkan harga emas kontrak Desember 2022 pada Commodity Exchange juga meningkat 0,05 persen ke US$1.729,40 per ounce.

"Indeks dolar AS benar-benar turun tajam di akhir pekan, sehingga mendukung pasar emas dan perak. Juga ada beberapa short-covering di pasar berjangka di akhir pekan," ujar Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, sebagaimana dilansir Reuters, Senin (12/9/2022).

Indeks dolar AS memang terpantau melemah pada perdagangan pagi ini, menuju level 109 pada pagi ini. Indeks yang mencerminkan nilai tukar greenback dolar terhadap sejumlah mata uang utama dunia itu terus merosot dalam empat hari terakhir, usai mencapai level tertingginya di level 110,21 pada Selasa (6/9/2022) lalu.

Level tersebut merupakan rekor tertinggi indeks dolar dalam 20 tahun terakhir, sehingga pasar dinilai cukup puas dan lalu bergerak untuk melakukan aksi jual.

Pelemahan tersebut pun membuat emas batangan kembali diburu lantaran dihargai dengan posisi dolar AS lebih murah, bagi para pembeli dalam mata uang selain dolar AS. Namun demikian, pasar emas terpantau mengalami pengurangan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) secara perlahan dan cukup konsisten.

Kini, investor tengah menunggu data inflasi AS bulan Agustus yang bakal dirilis pada awal pekan depan. Komentar hawkish Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, pada pekan lalu, memperkuat spekulasi bahwa kebijakan suku bunga tinggi bakal kembali digeber oleh Bank Sentral AS tersebut. (TSA)

SHARE