Pelemahan Rupiah Jadi Penyebab Saham Bank Jumbo dan Teknologi Rontok
Sektor keuangan dan teknologi merupakan dua sektor yang mengalami pelemahan paling signifikan pada penutupan sesi I perdagangan hari ini (14/6)
IDXChannel - Sektor keuangan dan teknologi merupakan dua sektor yang mengalami pelemahan paling signifikan pada penutupan sesi I perdagangan hari ini (14/6), sehingga menekan IHSG turun ke level 6.700-an.
Sektor keuangan turun 1,35 persen, sementara sektor teknologi melemah 1,93 persen.
Penurunan dua sektor tersebut sejalan dengan pelemahan nilai tukar Rupiah hari ini yang tembus ke level psikologis Rp16.300 per USD. Rupiah siang ini melemah 0,63 persen ke Rp16.373 per USD.
"Pelemahan terdalam tercatat pada sektor perbankan dan teknologi masing-masing 1,35 persen dan 1,93 persen seiring dengan pelemahan Rupiah yang bertranslasi langsung dengan kenaikan NPL dari kredit usaha, serta kenaikan biaya bunga ini akan berpengaruh langsung ke sektor riil dari mulai bahan baku hingga logistik transportasi," tulis riset harian Panin Sekuritas, Jumat ini.
Menurut riset tersebut, kurs mata uang Garuda melemah karena aksi rebound USD meskipun data inflasi AS menunjukkan pelemahan yang berpotensi membuka jalan bagi The Fed untuk pemangkasan suku bunga tahun ini.
"Walaupun pada pertemuan FOMC terakhir, di mana dalam dot plot The Fed terindikasi pemangkasan suku bunga tahun ini hanya akan terjadi satu kali," ujarnya.
Dari sektor keuangan, mayoritas saham-saham perbankan merah membara. Saham bank-bank jumbo, yakni BBRI turun 2,09 persen ke 4.220 pada penutupan sesi I hari ini. Saham BBCA melemah 0,54 persen ke 9.150, saham BMRI koreksi 1,70 persen ke harga Rp5.775 per saham, serta saham BBNI terpangkas 2,68 persen ke 4.360.
Sedangkan dari sektor teknologi, saham duo emiten raksasa teknologi GOTO dan BUKA masing-masing turun 1,92 persen ke 51 dan melemah 1,61 persen ke level 122.
Kemudian saham DMMX turun 2,24 persen ke 131, saham DCII koreksi 3,70 persen ke 35.150, saham WIRG merosot 4,65 persen ke 82, dan saham TRON anjlok 34,54 persen ke harga Rp127 per saham.
(FAY)