MARKET NEWS

Pembalikan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Picu Reli Aset di Inggris

Taufan Sukma/IDX Channel 20/10/2022 13:34 WIB

Mata uang Sterling terus tergerus oleh penguatan dolar dan mencapai tingkat terendahnya di dekat USD1,03.

Pembalikan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Picu Reli Aset di Inggris (foto: MNC Media)

IDXChannel - Usai resmi ditunjuk oleh Perdana Menteri (PM) Inggris, Liz Truss, Menteri Keuangan Jeremy Hunt segera bergerak menyusun rencana pertumbuhan ekonomi terbaru versinya sendiri.

Rencana ini berkebalikan dengan draf yang sebelumnya telah disusun oleh Truss bersama Menteri Keuangan sebelumnya, Kwasi Kwarteng, yang terbukti memantik gejolak masyarakat hingga mendesak Sang Menteri untuk mengundurkan diri.

Salah satu poin pembalikan tersebut, diantaranya, terkait pemotongan pajak yang tidak lagi didanai oleh Pemerintah Inggris. Langkah pembalikan ini dilaporkan telah memicu reli di aset Inggris.

Sedangkan biaya pinjaman dan hipotek tetap jauh di atas, sementara sekitar 80 miliar pound, atau USD91,22 miliar, telah dihapus dari nilai indeks saham FTSE blue chip London.

Mata uang Sterling terus tergerus oleh penguatan dolar dan mencapai tingkat terendahnya di dekat USD1,03. Pound juga masih turun 16 persen sepanjang tahun ini, menjadikannya sebagai salah satu mata uang dengan kinerja buruk.

Hal ini menekan Bank of England untuk menaikan suku bunga guna menekan inflasi yang hampir 10 persen ini. Jumlah pinjaman yang akan mendanai pemotongan pajak Truss awalnya senilai 72 miliar pound selama enam bulan ke depan sajam namun jumlah pinjaman dikombinasikan dengan biaya besar dari pembatasan harga energi.

Hasil obligasi Inggris juga telah meningkat lebih dari Jerman, yang baru-baru ini juga mengungkapkan pengeluaran besar untuk membatasi harga energi. Imbal hasil 30 tahun Inggris naik 196 bps sejak awal Agustus, Jerman naik 121 bps.

Imbal hasil hutang korporasi sterling naik 12 bps sejak adanya keringanan pajak sebesar 6,84 persen pada hari Jumat. Sementara obligasi sampah yang dipakai perusahaan ekuitas swasta bernasib lebih buruk dengan imbal hasil masih di 11,7 persen dibandingkan dengan yang sebelumnya di 9,8 persen.

Di sisi lain, pasar hipotek Inggris sedang kacau karena pasar uang sedang bertaruh dengan suku bunga yang lebih tinggi. Volatilitas ini memicu para pemberi pinjaman menarik 1,700 produk hipotek dalam waktu seminggu sebelum membuka kembali dengan harga yang lebih tinggi.

Meskipun kondisi sudah sedikit tenang, namun jumlah produk masih turun 800 dan suku bunga hipotek tetap tetap di atas enam persen yang tertinggi sejak 2008.

Sedangkan nasib saham blue chip Inggris kini berada di angka tiga persen. FTSE-100 telah melihat sekitar 80 miliar pound terhapus dalam nilai pasar, sementara saham mid-cap, yang cenderung lebih sensitif terhadap ekonomi yang mendasarinya, turun lima persen. (TSA)

Penulis: Ribka Christiana

SHARE