MARKET NEWS

Pemberton Kembali Borong Saham Pizza Hut (PZZA)

Rahmat Fiansyah 05/02/2025 17:55 WIB

Pemberton Asset Management kembali memborong saham PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA).

Pemberton Asset Management kembali memborong saham PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA). (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemberton Asset Management kembali memborong saham PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA). Lewat Pemberton Asian Opportunities Fund, perusahaan private equity asal Inggris tersebut membeli sekitar USD100 ribu saham pemilik lisensi Pizza Hut di Indonesia itu.

"Persentase saham yang ditransaksikan 0,37 persen," kata Corporate Secretary PZZA, Andromeda Tristanto lewat keterbukaan informasi, Rabu (5/2/2025). 

Pemberton membeli lebih dari 11 juta saham PZZA pada 4 Februari 2025. Sementara itu, pembelian dilakukan di harga rata-rata Rp159,9 per saham, sehingga nilai transaksinya diperkirakan mencapai Rp1,76 miliar.

"Tujuan transaksi untuk investasi," kata Pemberton dalam suratnya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dengan transaksi terbaru tersebut, maka kepemilikan saham Pemberton di PZZA kembali bertambah. Jika sebelumnya sebanyak 271,1 juta (8,97 persen), kini angkanya naik menjadi 282,1 juta (9,34 persen).

Sebelumnya, Pemberton juga mengakuisisi sebanyak 32 juta saham PZZA senilai Rp3,6 miliar. Akumulasi yang dilakukan oleh Pemberton menjadikan perusahaan pengelola dana (hedge fund) asing yang berkantor cabang di Singapura itu sebagai pemegang saham terbesar kedua setelah pemegang saham pengendali PZZA, PT Sriboga Raturaya (64,79 persen).

Sementara itu, Albizia Capital justru tercatat melakukan divestasi sebanyak 23,2 juta saham PZZA pada 7 Januari 2025. Albizia yang merupakan hedge fund yang berbasis di Singapura itu kini tercatat sebagai pemegang saham terbesar ketiga di PZZA dengan porsi 6,74 persen.

Pada perdagangan sore ini, harga saham PZZA ditutup melemah 2,47 persen ke Rp158. Dalam setahun terakhir, harga saham perusahaan Daniprisma Group itu merosot 54 persen terdampak pelemahan daya beli dan aksi boikot akibat konflik di Timur Tengah.

(Rahmat Fiansyah)

SHARE