Pendapatan Blue Bird (BIRD) Capai Rp1,45 Triliun di Kuartal III-2021, Merosot 6,6 Persen
Beban usaha perseroan juga menurun Rp46,2 miliar pada Januari-September 2021, dibandingkan periode sebelumnya.
IDXChannel - PT Blue Bird Tbk (BIRD) hingga kuartal III-2021 membukukan pendapatan sebesar Rp1,45 triliun, menurun 6,6 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2020 mencapai Rp1,55 triliun.
Adapun rata-rata pendapatan per bulan periode Januari-September 2021 naik Rp 24 miliar atau 17,5 persen dibandingkan rata-rata pendapatan per bulan periode pandemi (Maret-Desember) 2020.
Secara keseluruhan, kinerja perseroan pada periode tersebut mengalami perbaikan signifikan seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. Rugi bersih perseroan membaik 58 persen mencapai Rp66,3 miliar, dibandingkan kerugian periode tahun sebelumnya sebesar Rp 158 miliar. EBITDA perseroan juga meningkat Rp12,5 miliar menjadi Rp248 miliar.
“Pembatasan mobilitas masyarakat adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari sebagai bagian dari strategi pemerintah dalam memerangi pandemi Covid-19 di negeri ini. Kami telah belajar banyak dari tahun 2020 dalam menyikapi pembatasan mobilitas masyarakat melalui berbagai program efisiensi untuk mengurangi beban Perseroan," kata Direktur Utama PT Blue Bird Tbk (BIRD), Sigit Djokosoetono, melalui siaran resmi yang diterima MNC Portal, Senin (1/11/2021).
Beberapa perbaikan kinerja BIRD didorong oleh sejumlah faktor seperti menurunnya beban langsung perseroan sebesar 9,6 persen atau Rp125,3 miliar dibandingkan hasil dari efisiensi operasional perusahaan.
Beban usaha perseroan juga menurun Rp46,2 miliar pada Januari-September 2021, dibandingkan periode sebelumnya. Sehingga rugi usaha BIRD membaik dari yang sebelumnya -Rp 177 miliar menjadi -Rp 108 miliar pada Januari -September 2021.
Salah satu lini bisnis perseroan yaitu Mobil Go yang bergerak pada penjualan mobil bekas eks armada Bluebird, menunjukkan kinerja yang cukup signifikan.
Laba atas penjualan aset naik dari yang sebelumnya mencatat kerugian sebesar -Rp5,4 miliar pada Januari-September 2021, menjadi Rp 48,6 miliar. Hal ini didorong dari peningkatan volume dan juga perbaikan di harga jual per unit.
4.
“Banyak perusahaan transportasi yang sudah bertumbangan akibat pandemi. Namun fakta bahwa Bluebird masih bertahan dan terus mengembangkan bisnisnya adalah bukti dari kepercayaan masyarakat terhadap layanan Bluebird dan tata kelola perusahaan yang prudent serta berorientasi kepada customer,” tuturnya.
Posisi neraca dan kas perseroan pada Januari-September 2021 menguat mencapai Rp 739,9 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 730,9 miliar.
Sedangkan debt to equity ratio di 30 September 2021 adalah 0,3x menunjukkan posisi neraca yang sangat sehat. Perseroan melaporkan bahwa saat ini masa relaksasi pembayaran pinjaman ke bank telah berakhir, dan mulai melakukan pembayaran pokok pinjaman dengan normal.
(SANDY)