MARKET NEWS

Pendapatan Energi Hijau Melesat 440 Persen, TOBA Perkuat Arah Transformasi

Aldo Fernando 05/08/2025 07:40 WIB

Pendapatan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dari segmen energi hijau melonjak 440 persen sepanjang semester I 2025.

Pendapatan Energi Hijau Melesat 440 Persen, TOBA Perkuat Arah Transformasi. (Foto: TOBA)

IDXChannel – Pendapatan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dari segmen energi hijau melonjak 440 persen sepanjang semester I 2025. Pencapaian ini dinilai pasar sebagai sinyal positif atas keberhasilan transformasi bisnis TOBA menuju perusahaan berbasis keberlanjutan, yang mulai dijalankan dua tahun lalu.

Sebelumnya, TOBA dikenal sebagai perusahaan energi yang erat kaitannya dengan bisnis batu bara. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Perseroan mulai merombak model bisnisnya secara menyeluruh dengan berinvestasi di sektor-sektor masa depan dan memposisikan diri sebagai perusahaan yang berfokus pada keberlanjutan (sustainability-centered business).

Beberapa segmen bisnis ‘masa depan’ yang kini tengah diperkuat TOBA mencakup kendaraan listrik, energi baru dan terbarukan (EBT), serta pengelolaan limbah yang diubah menjadi sumber energi.

Di segmen kendaraan listrik, TOBA hadir sebagai penyedia ekosistem motor listrik melalui merek Electrum, yang tidak hanya mengembangkan kendaraan listrik tetapi juga membangun infrastruktur penukaran baterai.

Perseroan masuk ke bisnis ini sejak 2021 melalui kemitraan dengan Gojek (GoTo Group). Seiring waktu, kerja sama tersebut diperluas dengan menyasar ekosistem kendaraan listrik untuk berbagai lini bisnis, termasuk sektor logistik.

Di segmen EBT, TOBA mulai memperluas portofolionya ke pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM) sejak 2023. Pembangkit mini hidro yang berlokasi di Lampung dengan kapasitas 6 MW telah mulai beroperasi sejak Januari 2025.

Sementara itu, proyek PLTS yang dibangun di Batam menargetkan kawasan industri sebagai pasar utama dan saat ini masih dalam tahap konstruksi dengan kapasitas 46 MWp. TOBA memiliki partisipasi sebesar 49 persen di kedua proyek pembangkit ini.

Langkah transformasi TOBA ke arah bisnis berkelanjutan juga mencakup sektor pengelolaan limbah. Perseroan memulainya dengan menggarap limbah medis, dan kini telah merambah ke pengelolaan limbah secara umum. Menariknya, TOBA tidak hanya mengumpulkan limbah, tetapi juga mengolahnya menjadi sumber energi.

Ekspansi di sektor ini dimulai dengan akuisisi Asia Medical Enviro Services (AMES), perusahaan pengelola limbah medis berbasis di Singapura yang menguasai sekitar 50 persen pangsa pasar pada Agustus 2023.

Selanjutnya pada Desember 2023, TOBA juga mengakuisisi perusahaan asal Indonesia yang memiliki model bisnis pengelolaan limbah B3 medis, B3 komersial serta limbah domestik bernama ARAH Environmental. Perusahaan ini beroperasi di 15 Provinsi dan melayani lebih dari 5.000 pelanggan medis, industrial dan domestik.

Paling anyar, adalah akuisisi perusahaan pengelolaan limbah berbasis di Singapura bernama Sembcorp Environment Pte. Ltd. serta Sembcorp Enviro Facility Pte. Ltd. pada Maret 2025 dan Mei 2025.

“Langkah strategis ini patut diapresiasi, karena berbeda dengan perusahaan yang bisnisnya berbasis batubara lain, TOBA tidak hanya melakukan diversifikasi ke sektor yang ESG dan sustainability related, tetapi mereka merombak ulang model bisnis. Ini adalah transformasi yang bold,” ujar analis NH Korindo Sekuritas, Leonardo Lijuwardi

Menurutnya, masuknya TOBA ke bisnis pengelolaan limbah ini akan menjadi katalis jangka panjang untuk kinerja Perseroan. Pasalnya model bisnis ini sangat relevan untuk kondisi Indonesia yang sudah masuk pada fase darurat sampah.

“Marketnya ada dan besar di kita [Indonesia] karena kita negara dengan populasi terbesar ke-4 dunia. Sampah dan limbah jadi persoalan nyata. Pemerintah coba cari solusi dan game changer-nya nanti adalah Perpres Sampah. TOBA menjadi perusahaan yang menjadi beneficiary dari regulasi ini nantinya,” imbuh Leonardo.

Lebih lanjut, Leonardo juga melihat, Perpres sampah akan menjadi katalis positif untuk TOBA ke depan. Ia berharap bahwa Perpres yang kabarnya akan segera diluncurkan tersebut mampu memberikan payung hukum yang jelas tentang proses koleksi, pemisahan, pengolahan sampah atau limbah hingga aspek pembayaran atau payment.

“TOBA telah menyiapkan infrastruktur yang kuat dan lengkap. Bisnis pengelolaan limbah domestik ada lewat AMES dan ARAH. Mereka juga akuisisi Sembcorp berbasis di Singapura yang notabene sudah sangat maju dalam pengelolaan limbah. Artinya mereka menyiapkan ini dengan matang. Kapabilitas dan transfer of knowledge maupun teknologi dapat terjadi secara smooth dan mereka siap untuk menjadi pemain utama nasional maupun regional,” tuturnya.

Untuk diketahui, TOBA mencatatkan pendapatan dari segmen pengelolaan limbah pada semester I-2025 sebesar USD59,6 juta atau naik 831 persen year-on-year (yoy). Sementara untuk bisnis penjualan sewa kendaraan listrik pada periode yang sama mencapai USD3,4 juta atau naik 13 persen yoy.

Lonjakan pendapatan dari segmen pengelolaan limbah ini terjadi pasca Perseroan melakukan akuisisi terhadap Sembcorp Environment Pte Ltd pada Maret 2025 dan Sembcorp Enviro Facility Pte Ltd pada Mei 2025 dengan nilai total transaksi mencapai SGD414 juta.

Pada periode yang sama TOBA juga telah mendivestasikan dua unit PLTU miliknya bernama PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP) dan PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dengan nilai transaksi mencapai USD403 juta.

Mengacu pada laporan konsolidasi per Juni 2025, TOBA mencatatkan pendapatan sebesar USD172,2 juta atau turun 31 persen yoy sedangkan rugi periode berjalan mencapai USD115,3 juta dari sebelumnya untung USD40,5 juta untuk periode yang sama tahun 2024.

“Penurunan pendapatan sebenarnya karena tekanan pada harga batu bara global dan penurunan volume penjualan. Ini tantangan yang dihadapi oleh industri bukan hanya TOBA. Namun yang terpenting adalah pendapatan dari bisnis masa depan masih tumbuh signifikan. Selain itu rugi juga sifatnya karena accounting treatment dan non-kas dari divestasi PLTU,” ujarnya.

Menurut Leonardo, yang hal penting lainnya adalah semua indikator keuangan dari arus kas maupun neraca masih sangat solid dan saya optimis mereka memiliki kapasitas untuk transformasi dan ekspansi yang sangat baik. (Aldo Fernando)

SHARE