MARKET NEWS

Pendapatan Februari Anjlok, Vendor Apple Foxconn Tetap Ekspansif Tahun ini

Maulina Ulfa - Riset 06/03/2023 13:00 WIB

Perusahaan vendor perakit iPhone untuk Apple, Foxconn, melaporkan penurunan pendapatan 11,65% year on year (yoy) pada Februari 2023.

Pendapatan Februari Anjlok, Vendor Apple Foxconn Tetap Ekspansif Tahun ini. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Perusahaan vendor perakit iPhone untuk Apple, Foxconn, melaporkan penurunan pendapatan 11,65% year on year (yoy) pada Februari 2023 dibandingkan dengan pendapatan bulan Februari 2022. Penurunan ini karena turunnya konsumsi segmen smart electronic.

Adapun secara month-to-month (MoM), penurunan tercatat 39,12% dibandingkan bulan Januari 2023.

Meski demikian, pendapatan raksasa teknologi asal Taiwan tersebut masih berhasil mencapai rekor tertinggi kedua untuk Februari sebesar NT$402,0 miliar atau setara USD13,18 miliar.

Sementara pendapatan kumulatif untuk dua bulan pertama di tahun ini melonjak 17,94% sebesar NT$1.062 miliar secara yoy dibandingkan dua bulan pertama di tahun 2022.

Ini dipengaruhi pembukaan lockdown Covid-19 di kawasan Zhengzhou yang merupakan pusat produksi iPhone.

Produksi iPhone menghadapi gangguan menjelang liburan Natal dan Tahun Baru Imlek di bulan Januari. Ini akibat pembatasan yang mendorong ribuan pekerja meninggalkan lini pabrik Foxconn di kawasan tersebut.

“Untuk produk elektronik pintar, termasuk ponsel pintar, pendapatan pada Februari turun secara YoY karena hilangnya pelanggan konservatif," kata laporan terbaru Foxxcon, dikutip Reuters, Senin (6/3).

Analis menyebut Foxconn merakit sekitar 70% iPhone. Pabrik Zhengzhou memproduksi sebagian besar model premium Apple, termasuk iPhone 14 Pro.

Meski demikian, kinerja Foxconn masih dapat dikatakan memuaskan. Perusahaan melaporkan pendapatan konsolidasi yang tidak diaudit sebesar NT$ 660,4 miliar untuk periode Januari 2023, naik 4,93% secara MoM dan 48,15% secara YoY.

Pendapatan di bulan Januari ini mencapai rekor tertinggi untuk periode yang sama. Pada Januari 2021, pendapatan Foxconn menduduki peringkat ke-2 tertinggi dengan nilai NT$500,2 miliar.

Adapun kinerja saham perusahaan terdaftar di bursa Taiwan dengan nama Hon Hai Precision Industry (2317.TW) ini naik 8,77% secara year to date (ytd) sepanjang tahun ini. Tahun lalu, kinerja saham Foxconn juga tidak terlepas dari guncangan sektor tekno yang anjlok sebesar 10,7% sepanjang 2022. (Lihat grafik di bawah ini.)

"Berdasarkan kinerja pendapatan dalam dua bulan pertama, prospek kuartal pertama 2023 kira-kira sejalan dengan ekspektasi pasar," kata Foxconn dalam rilisnya, dikutip Reuters, Senin (6/3).

Analis Refinitiv memperkirakan pendapatan kuartal pertama tahun ini akan bertumbuh sekitar 4% yoy.

Sementara perusahaan partnernya, Apple, bulan lalu memperkirakan pendapatannya akan turun untuk kuartal kedua berturut-turut. Namun penjualan iPhone kemungkinan akan meningkat karena produksi telah kembali normal di China setelah kebijakan lockdown.

Ekspansi Pabrik hingga Menjajal Pasar EV

Di tengah kinerja sektor tekno yang masih tertatih dari guncangan sepanjang tahun lalu, Foxconn membuktikan diri lebih ekspansif di awal tahun ini.

Terlihat Foxxcon dikabarkan akan menginvestasikan sebesar USD700 juta untuk membangun pabrik baru di negara bagian Karnataka, India.

Laporan ini muncul saat perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) terus mengevaluasi kembali ketergantungan mereka terhadap China di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara.

Tak hanya itu, Foxconn juga ingin memperluas jangkauan ke bisnis kendaraan listrik (EV).

Raksasa elektronik ini dikabarkan akan memasuki pasar kendaraan listrik dengan membuat EV label putih yang dapat dibuat khusus untuk klien. Baik untuk kebutuhan mobil besar atau penyedia pengiriman atau perusahaan lain.

Untuk mewujudkannya, para analis menyebut Foxconn perlu memenangkan kontrak besar untuk membuktikan kinerja perusahaannya tahan terhadap serangkaian gangguan dan disrupsi pasar.

Foxconn, dikabarkan akan mengumumkan langkahnya untuk bisnis manufaktur EV pada laporan kuartalan sekaligus pertemuan investor pada 15 Maret mendatang.

"Hasil dari banyak kolaborasi kami akan terwujud satu demi satu pada tahun 2023, Permintaan EV mendorong gangguan industri mobil tradisional terkemuka telah dan memunculkan solusi mobilitas yang lebih bersih dan cerdas," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, dikutip Senin (6/3). (ADF)

SHARE