MARKET NEWS

Pengamat Peringatkan Risiko Bubble di Pasar Saham China

Wahyu Dwi Anggoro 31/08/2025 05:05 WIB

Perekonomian China sedang terbebani oleh perang tarif dan krisis properti, namun saham-saham terus menguat.

Pengamat Peringatkan Risiko Bubble di Pasar Saham China. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Perekonomian China sedang terbebani oleh perang tarif dan krisis properti, namun saham-saham terus menguat.

Hanya dalam sebulan terakhir, saham-saham China menambahkan sekitar USD1 triliun ke total nilai pasar mereka.

Di sisi lain, sejumlah indikator ekonomi terkini — mulai dari konsumsi, harga rumah, hingga inflasi — mengalami pelemahan.

Dilansir dari Bloomberg pada Sabtu (30/7/2025), reli ini didorong oleh banyaknya investor yang beralih ke saham di tengah minimnya alternatif. 

Meskipun penguatan pasar yang bertahap menunjukkan rendahnya risiko koreksi mendadak, beberapa analis memperingatkan kondisi bubble mungkin sedang terbentuk. 

 "Pasar mungkin berharap, entah benar atau salah, bahwa fundamental makroekonomi akan membaik," kata Ahli Strategi Makro Senior Lombard Odier Ltd Homin Lee.

"Namun, pasar bullish tidak akan berkelanjutan jika inflasi tetap mendekati nol persen dan kekuatan penetapan harga perusahaan menghadapi hambatan berat akibat lemahnya permintaan domestik," ujarnya.

Harga konsumen stagnan pada Juli 2025, sementara harga produsen turun selama 34 bulan beruntun. Meskipun Beijing telah memulai kampanye untuk mengekang kelebihan kapasitas dan mengendalikan perang harga, dampaknya sejauh ini terbatas.

Perekonomian melambat secara keseluruhan pada Juli 2025 dengan aktivitas pabrik, investasi, dan penjualan ritel yang mengecewakan.

Gambaran ini memicu ekspektasi akan adanya kebijakan stimulus baru dari Beijing. Namun, kebijakan akhir-akhir ini menunjukkan para pejabat menjauh dari strategi stimulus skala besar, dan lebih memilih pendekatan yang terukur.

Tentu saja, ada alasan untuk meyakini reli ini dapat berkelanjutan. Laju peningkatan lebih terukur dibandingkan beberapa siklus sebelumnya. Dan dalam beberapa hari terakhir, reli telah meluas hingga mencakup lebih banyak sektor, mengisyaratkan momentum yang lebih tahan lama.

“Ada cadangan deposito yang lebih besar, perusahaan teknologi yang lebih kuat, dan kebijakan penyelamatan pasar yang lebih langsung, yang semuanya jauh lebih kuat daripada satu dekade lalu,” kata Kepala Asymptote Investment Research Zhu Zhenxin. (Wahyu Dwi Anggoro)

>
SHARE