MARKET NEWS

Pengendali Lepas 70 Juta Saham DADA Sebelum ARB Berjilid-jilid

Rahmat Fiansyah 14/10/2025 18:43 WIB

PT Karya Permata Inovasi Indonesia (KPII), pemegang saham pengendali PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) kembali melego saham.

PT Karya Permata Inovasi Indonesia (KPII), pemegang saham pengendali PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) kembali melego saham. (Foto: Freepik)

IDXChannel - PT Karya Permata Inovasi Indonesia (KPII), pemegang saham utama sekaligus pengendali PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) kembali melego saham perseroan. Manuver itu dilakukan sebelum harga saham DADA menyentuh batas auto reject bawah (ARB) berjilid-jilid.

Dalam catatan IDX Channel, saham DADA mengalami ARB selama tiga hari perdagangan berturut-turut pada 10-14 Oktober 2025. Saham DADA sempat menyentuh level penutupan tertinggi di Rp178 per saham setelah bertengger cukup lama di bawah level Rp50.

Pada 8 Oktober 2025, KPII melepas saham DADA di dua harga yakni 25,2 juta saham (Rp165) dan 45 juta saham (Rp178). Dari transaksi itu, pengendali meraup Rp12,16 miliar.

"Jenis transaksi yang dilakukan penjualan," kata Direktur Utama DADA, Adam lewat keterbukaan informasi, Selasa (14/10/2025).

Dengan transaksi terbaru tersebut, porsi kepemilikan saham KPII pada DADA menyusut. Sebelumnya, pengendali memiliki 57,56 persen dan saat ini tersisa 56,62 persen. Artinya, masih ada 4,2 miliar saham DADA yang dimiliki pengendali.

Sebelumnya pada 26 September 2025, KPII juga melepas 10 juta saham DADA pada harga Rp165. Sejak Agustus 2025, pengendali cukup rajin membuang saham DADA.

Padahal pada 31 Juli 2025, kepemilikan saham KPII di DADA mencapai 4,93 miliar saham atau setara 66,36 persen dari total saham yang dikeluarkan perseroan. Dengan kata lain, selama dua bulan terakhir, pengendali sudah melepas lebih dari 700 juta saham yang diperdagangkan di papan pemantauan khusus.

Saham DADA terbang ribuan persen pada tahun ini. Hal ini dipicu rumor masuknya dua perusahaan asal Jepang, Kajima Corporation dan Mitsubishi Estate yang dikabarkan ingin masuk perusahaan lewat backdoor listing. Perusahaan manajemen aset raksasa global, Vanguard Group juga dikabarkan terlibat dalam proses tersebut.

Menanggapi rumor tersebut, Founder WH Project William Hartanto menduga adanya praktik pump and dump alias "pompom" pada saham DADA.

“Saya ada perhatikan pola perdagangannya, ada indikasi pump and dump di sini, biarpun distribusi sahamnya tidak terlalu besar,” katanya, Senin (13/10/2025).

Pump and dump, atau lebih populer dengan istilah "pompom" di kalangan investor merupakan praktik manipulasi pasar yang kerap terjadi pada saham-saham berkapitalisasi kecil atau memiliki likuiditas terbatas.

Polanya muncul ketika sekelompok pihak mendorong harga saham naik lewat aksi beli dan sentimen positif, lalu melepas saham tersebut secara bertahap saat minat investor ritel mulai memuncak.

(Rahmat Fiansyah)

SHARE