MARKET NEWS

Penjualan Autopedia (ASLC) Tumbuh Hingga 73 Persen Tapi malah Merugi, Ini Sebabnya

Viola Triamanda/MPI 28/07/2022 05:26 WIB

ASLC mencatatkan rugi bersih Rp2 miliar dibandingkan laba bersih Rp16,4 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Penjualan Autopedia (ASLC) Tumbuh Hingga 73 Persen Tapi malah Merugi, Ini Sebabnya (foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) sukses meraup penjualan sebesar Rp159,5 miliar di sepanjang Semester I-2022 lalu. Capaian tersebut melonjak hingga 73 persen dibanding raihan penjualan pada periode sama tahun sebelumnya.

Melambungnya kinerja penjualan tersebut diklaim sebagai buah dari strategi perusahaan yang gencar melakukan ekspansi dalam beberapa waktu terakhir. Salah satunya dengan membuka delapan titik baru untuk layanan diler mobil bekas O2O (online-to-offline) dengan merek Caroline pada triwulan II-2022.

Dengan penambahan itu, maka jumlah titik layanan Caroline sudah betumbuh menjadi 16 titik selama Semester I-2022. Sayang gencarnya ekspansi O2O juga membuat beban operasi penjualan membengkak hingga 18 persen, dari Rp58,4 miliar pada Semester I-2021 menjadi Rp69,2 miliar pada periode sama tahun ini.

Akibatnya, ASLC mencatatkan rugi bersih Rp2 miliar dibandingkan laba bersih Rp16,4 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

"Meski begitu kami tetap fokus untuk memastikan bahwa semua bisnis yang telah dan akan dijajaki mempunyai trading margin yang positif dan model bisnis yang berkelanjutan, serta berharap akan adanya pemulihan yang cepat untuk bisnis lelang di Triwulan III-2022," ujar Presiden Direktur ASLC, Jany Candra, dalam keterangan resminya, Rabu (27/7/2022).

Menurut Jany, peningkatan penjualan mobil bekas yang signifikan dapat menunjukkan bahwa ekspansi yang dilakukan Perseroan telah mulai membuahkan hasil. 

"Karena itu kita optimis bahwa Perseroan akan terus membukukan kinerja yang semakin baik di masa mendatang,” tutur Jany.

Ditambahkannya, ASLC berharap penjualan Perseroan akan meningkat semakin pesat, seiring kebijakan pemerintah untuk membatasi pengguna bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite dan solar.

“Kalau mobil dengan kapasitas mesin (cc) besar dilarang menggunakan pertalite dan solar, otomatis mobil-mobil dengan kapasitas mesin (cc) kecil akan lebih diminati karena bisa menggunakan bahan bakar yang lebih murah,” tutur Jany.

Sementara, sampai dengan akhir Juni 2022, Perseroan telah merealisasikan rencana penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) sebanyak 47,9 persen atau Rp312,7 miliar dari total Rp652,6 miliar (termasuk biaya emisi sejumlah Rp13,7 miliar) dana segar yang diraih melalui IPO pada Januari tahun ini. 

Dana hasil IPO tersebut digunakan untuk membiayai usaha baru perseroan berupa perdagangan eceran mobil yaitu bisnis diler mobil bekas Caroline dan membayar utang ke perusahaan induk.

Rincian penggunaan dana hasil IPO hingga Juni 2022 setelah dikurangkan dengan biaya emisi sebesar Rp13,7 miliar adalah sebagai berikut, untuk modal kerja usaha baru diler mobil bekas sebesar Rp74 miliar dan sebanyak Rp225 miliar digunakan untuk membayar utang ke perusahaan induk. (TSA)

SHARE