Penjualan Batu Bara Turun, BUMI Kantongi Kenaikan Laba Jadi Rp1,07 Triliun
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan laba bersih senilai USD67,6 juta pada kuartal I-2024.
IDXChannel - PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan laba bersih senilai USD67,6 juta pada kuartal I-2024. Realisasi itu setara Rp1,07 triliun (kurs JISDOR BI 28 Maret 2024, Rp15.873 per 1 USD).
Laba yang diatribusikan untuk entitas induk ini tumbuh 12,27% year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Laba bersih per 1.000 saham dasar BUMI berada di posisi USD0,18 per saham.
Menilik laporan keuangan, Kamis (25/4/2024), kenaikan laba terjadi meskipun pendapatan usaha BUMI turun 31,62% yoy menjadi USD311,01 juta. Seluruh segmen penjualan batu bara turun baik ekspor maupun lokal.
“Pendapatan bruto turun karena harga batubara turun tajam sebesar 27% yoy,” kata Direktur & Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastava, di Jakarta, Rabu (24/4/2024).
Penjualan ekspor menembus USD206,7 juta, lebih rendah kuartal yang sama tahun 2023 sebesar USD333,23 juta. Pelanggan terbesar adalah Rwood Resources DMCC yang berkontribusi sebesar USD146,32 juta.
Kendati batubara terdepresiasi, tetapi penjualan emas BUMI menembus USD20,3 juta, naik signifikan dari 31 Maret tahun lalu yang hanya USD4,8 juta.
Mengapa Laba Naik?
Penurunan penjualan diikuti beban pokok dan ongkos usaha yang melandai, sehingga margin laba kotor juga lebih rendah secara tahunan menjadi USD22,1 juta.
Namun BUMI mampu mencatat laba atas entitas asosiasi dan ventura bersama senilai USD21,57 juta. Kenaikan dolar membawa berkah bagi perseroan, seiring kenaikan raihan bunga dan laba atas kurs neto masing-masing mencapai USD1,2 juta dan USD1,50 juta.
Dari sisi laba sebelum pajak, terhitung BUMI masih lebih rendah secara tahunan di angka USD32,44 juta. Setelah mendapat manfaat pajak penghasilan yang diklaim sebesar USD40,95, laba setelah pajak perseroan meningkat mencapai USD73,4 juta, sementara yang diatribusikan induk sebesar USD67,6 juta.
Dileep memaparkan bahwa realisasi harga jual rata-rata batubara turun tajam sebesar 27% menjadi USD75,8 per ton., dibandingkan kuartal I-2023 yang mencapai USD103,7 per ton .
“Sekitar 35% dari pendapatan bruto dibayarkan untuk royalti, pajak, dan subsidi yang secara signifikan memengaruhi likuiditas dan marjin,” paparnya.
Harga bahan bakar yang tinggi juga menjadi perhatian BUMI sebagai penyuplai batubara terbesar untuk kebutuhan domestik. “Dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah yang turut menurunkan pendapatan dan marjin,” tandas Dileep.
(DES)