MARKET NEWS

Penjualan Chip Turun, Laba Samsung Merosot di Kuartal III

Maulina Ulfa - Riset 27/10/2022 16:23 WIB

Industri chip semikonduktor diproyeksi melambat hingga tahun depan. Samsung masih akan tetap ekspansif meskipun laba turun.

Penjualan Chip Turun, Laba Samsung Merosot di Kuartal III. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Raksasa teknologi Korea Selatan, Samsung Electronics Co, mencatatkan penurunan laba di sektor penjualan chip semikonduktor pada kuartal tiga (Q3) tahun ini.

Pendapatan dari penjualan chip semikonduktor mencapai KRW 23,02 triliun atau setara USD16,1 miliar dalam tiga bulan hingga September. Angka ini menurun dibanding kuartal sebelumnya yang mencapai KRW28,5 triliun dan Q3 2021 sebesar KRW 26,74 triliun.

Hasil ini meleset dari konsensus KRW35 triliun yang disusun oleh Bloomberg.

Adapun laba bersih Samsung pada Q3 tahun ini juga KRW9,1 triliun, meleset dari perkiraan pasar sebesar KRW9,4 triliun, mengutip Bloomberg News. Angka ini turun dari KRW12,06 triliun pada Q3 2021.

Laba bersih di segmen penjualan chip tercatat KRW5,1 triliun, turun 49% dari tahun lalu. Sementara laba operasi tercatat KRW 5,12 triliun pada kuartal ketiga.

Laba ini mengalami penurunan 14% secara kuartalan (q-o-q) dalam segmen bisnis karena penurunan harga mendorong industri untuk memangkas belanja modal.

Total pendapatan secara keseluruhan mencapai rekor untuk kuartal ketiga sebesar KRW 76,78 triliun di tengah lingkungan bisnis yang menantang, sementara laba operasional turun 23% dari kuartal sebelumnya menjadi KRW 10,85 triliun.

Samsung mengatakan harga memori NAND dan DRAM produksinya turun sekitar 20% dalam tiga bulan terakhir di pasaran. Sebelumnya, perusahaan penghasil chip lainnya, SK Hynix Inc. juga menyatakan adanya kemerosotan pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Adapun pesaing Samsung seperti Hynix, Micron Technology Inc. hingga Kioxia Holdings Corp malah akan memangkas belanja modal atau produksi chip. Sementara Samsung tidak berencana untuk memangkas produksi.

Saham Samsung hanya sedikit bergeser setelah pengumuman pendapatannya, sementara saham perusahaan saingannya, Hynix turun sebesar 3,6%.

Laba di sektor semikonduktor ini menurun karena penyesuaian persediaan pelanggan melebihi ekspektasi pasar dan permintaan untuk produk konsumen tetap lemah.

Segmen LSI Business juga untung lebih rendah dari perkiraan karena lemahnya permintaan untuk ponsel dan TV.

Industri Diproyeksi Lesu

Pihak Samsung mengatakan terjadi pelemahan yang meluas di pasar semikonduktor dengan sedikit tanda pemulihan hingga paruh kedua di tahun depan. Diketahui permintaan chip untuk memori anjlok di seluruh dunia.

Menurut riset Gartner, pengiriman PC mengandung chip diproyeksikan turun 13,1% pada tahun ini setelah mencatat pertumbuhan pada dua tahun sebelumnya.

Pendapatan segmen semikonduktor dari PC diperkirakan mencatat penurunan sebesar 5,4%. Sementara pendapatan semikonduktor dari smartphone hanya mencapai 3,1% pada tahun ini. Kondisi ini melambat dibandingkan dengan pertumbuhan 24,5% pada tahun 2021.

“Meskipun kelangkaan chip mereda, pasar semikonduktor global memasuki periode pelemahan, yang akan bertahan hingga 2023 ketika pendapatan semikonduktor diproyeksikan turun hingga minus 2,5%,”kata Richard Gordon, Practice VP Gartner pada Juli lalu, dikuti Kamis (27/10).

Menurutnya, pelemahan pasar semikonduktor dimotori oleh meningkatnya inflasi, pajak dan suku bunga, bersama dengan biaya energi dan bahan bakar yang lebih tinggi. Kondisi ini memberikan tekanan pada belanja konsumen yang juga melemah. Hal ini juga mempengaruhi pengeluaran untuk produk elektronik seperti PC dan smartphone. (Lihat tabel di bawah ini.)

Sebelumnya, pada 7 Oktober lalu, Departemen Perdagangan AS juga mengumumkan kebijakan kontrol baru pada teknologi ini dan mengatur ekspor semikonduktor ke negeri Tirai Bambu, China. Tech war kedua negara adidaya ini terus berlanjut sejak perang dagang pada 2018.

Sementara itu, meski terdapat potensi pelemahan global, Samsung tetap meningkatkan belanja modalnya tahun ini. Ini adalah upaya Samsung memperkuat jaring bisnis sektor chip canggih, melawan pesaingnya Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC).

“Tanpa diragukan lagi, kami berada pada momen penting. Sekarang adalah waktunya untuk bertindak, menjadi berani dan teguh dalam fokus kita, ” kata bos eksekutif Samsung yang baru diangkat, Jay Y. Lee dalam pernyataan resminya (27/10).

Samsung disebut akan meningkatkan belanja modal terkait chip semikonduktor sebesar 9% tahun ini menjadi KRW47,7 triliun atau setara USD33,6 miliar. Namun, perusahaan juga mengatakan akan menghabiskan lebih sedikit dolar dan menggunakan mata uang Korea untuk belanja modal ini karena nilai tukar won terhadap USD yang lemah.

"Samsung dapat melakukan apa yang diinginkannya, karena dipenuhi dengan uang tunai," kata analis Nomura Financial Invest Korea, Chung Chang-Won mengutip Bloomberg (27/10).

Optimis di Kuartal Empat

Meski demikian, Samsung masih optimis pertumbuhan melebihi ekspektasi pasar untuk produk chip DRAM yang digunakan pada smartphone dan chip NAND untuk memori di tahun depan.

Untuk chip DRAM, Samsung akan terus memperkuat daya saing dan mengamankan profitabilitas dengan meningkatkan kecanggihan teknologi.

Selain itu, Perusahaan akan fokus untuk memperkuat kepemimpinan pasarnya dengan mulai memproduksi untuk permintaan DRAM LPDDR5x untuk model ponsel terbaru.

Diketahui Samsung belakangan ini sedang mengembangkan chip DRAM LPDDR5X dengan kecepatan diperkirakan mencapai 8,5 gbps.

Di tahun depan, meskipun ketidakpastian geopolitik kemungkinan akan mengurangi permintaan, Samsung akan menyelaraskan strategi supply-demand secara global.

Adapun Samsung masih menjadi pemasok utama chip semikonduktor dengan pangsa pasar mencapai 12,3%. Bersaing ketat dengan Intel, perusahaan asal AS dengan pangsa pasar mencapai 12,2% pada 2021. (Lihat tabel di bawah ini.)

Secara khusus, ekspansi Samsung masih memperkuat kepemimpinan pasar secara aktif. Terlebih dengan pengembangan chip DDR5 dan LPDDR5/x dan inovasi lainnya. (ADF)

SHARE