MARKET NEWS

Penjualan dan Harga Nikel Naik, Laba PAM Mineral (NICL) Melonjak Jadi Rp26,3 Miliar

Aditya Pratama 25/08/2021 08:09 WIB

NICL selama semester I tahun ini mencatat peningkatan penjualan bijih nikel yang signifikan.

Penjualan dan Harga Nikel Naik, Laba PAM Mineral (NICL) Melonjak Jadi Rp26,3 Miliar (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - PT PAM Mineral Tbk (NICL) selama semester I tahun ini mencatat peningkatan penjualan bijih nikel yang signifikan, hal tersebut ditunjang oleh peningkatan harga komoditas nikel sepanjang semester I 2021. 

Berdasarkan laporan keuangan in house Juni 2021, Perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp148 miliar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya Rp188 miliar. 

“Jika dibandingkan dengan kinerja tahun 2020, pada semester I tahun ini, Perseroan telah mencapai 79 persen dari penjualan tahun lalu. Kami sangat optimis penjualan tahun 2021 ini akan jauh di atas penjualan yang telah dicapai Perseroan tahun lalu," ujar Corporate Secretary PAM Mineral, Suhartono dalam keterangan tertulis, Rabu (25/8/2021). 

Sementara itu, NICL mencatatkan laba kenaikan sebesar Rp26,3 miliar atau naik signifikan jika dibandingkan dengan laba bersih di semester I 2020 yang masih mencatatkan kerugian sebesar Rp1,8 miliar. Kenaikan ini ditunjang oleh kenaikan volume penjualan dan kenaikan harga nikel. 

Di sisi lain posisi keuangan NICL solid, dimana pada sisi ekuitas, Perseroan mengalami kenaikan yang signifikan, dari sebelumnya sebesar Rp106,7 miliar naik menjadi Rp133,1 miliar atau naik sebesar 25 persen dari awal tahun (year to date/ytd), hal ini disebabkan adanya lonjakan laba yang signifikan di semester I 2021.  

Total aset Perseroan tercatat Rp177 miliar per Juni 2021 relatif lebih rendah dari total aset pada Desember 2020 yaitu sebesar Rp189,7 miliar atau mengalami penurunan sebesar 7 persen ytd. 

Namun di sisi lain penurunan aset tersebut dibarengi dengan penurunan hutang Perseroan dari Rp82,9 miliar pada Desember 2020 menjadi sebesar Rp43,9 miliar per Juni 2021 atau turun sebesar 47 persen ytd.  

“Dari sisi neraca, struktur permodalan Perseroan sangat solid dan didukung oleh pertumbuhan laba yang tinggi, Perseroan yakin dapat terus bertumbuh di masa yang akan datang,” kata dia. 

Propek industri nikel dalam beberapa tahun ke depan masih sangat menarik karena kebutuhan bijih nikel dunia akan terus mengalami peningkatan seiring dengan tumbuhnya industri baterai untuk memenuhi kebutuhan mobil listrik di seluruh dunia.  

Di sisi lain, Indonesia sebagai salah satu produsen bijih nikel tentunya sangat diuntungkan dalam bisnis ini. Oleh karena itu, Manajemen NICL juga sangat optimis untuk mencapai target pertumbuhan penjualan di 2021.

(SANDY)

SHARE