MARKET NEWS

Penjualan Positif, Pendapatan VKTR Tumbuh Jadi Rp218 Miliar di Triwulan I-2025

Taufan Sukma Abdi Putra 30/04/2025 11:18 WIB

total aset Perseroan tumbuh tiga persen secara tahunan menjadi Rp1,663 triliun per 31 Maret 2025, dari semula Rp1,609 triliun per 31 Desember 2024.

Penjualan Positif, Pendapatan VKTR Tumbuh Jadi Rp218 Miliar di Triwulan I-2025 (foto: iNEws Media Group

IDXChannel - PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) meraup pendapatan bersih Rp218 miliar di sepanjang Triwulan I-2025 lalu, di tengah masih cukup lesunya penjualan otomotif nasional secara keseluruhan.

Capaian tersebut terhitung naik enam persen, dibanding realisasi pendapatan pada triwulan I-2024 yang tercatat masih sebesar Rp205 miliar.

Sebagaimana tertulis dalam Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan yang telah dirilis beberapa waktu lalu, laba bersih VKTR merosot sebesar 84 persen, dari semula Rp21 miliar pada Triwulan I-2024 menjadi Rp3,3 miliar pada Triwulan I-2025.

"Penurunan lebih banyak disebabkan oleh kenaikan harga pokok penjualan sebagai dampak dari perubahan kurs dolar AS terhadap rupiah," ujar Direktur Utama VKTR, Gilarsi W Setijono, dalam keterangan resminya, Rabu (30/4/2025).

Di lain pihak, total aset Perseroan tumbuh tiga persen secara tahunan menjadi Rp1,663 triliun per 31 Maret 2025, dari semula Rp1,609 triliun per 31 Desember 2024.

Kenaikan aset seiring dengan selesainya pembangunan pabrik Perseroan di Magelang, yang ke depan diharapkan dapat memperkuat kapasitas produksi kendaraan listrik.

Sejalan dengan ekspansi ini, total liabilitas naik 11 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp502 miliar dari Rp453 miliar, yang disebabkan oleh kenaikan utang untuk mendukung modal kerja perusahaan. 

Menurut data Gaikindo, di tengah kondisi pasar otomotif nasional yang terkoreksi lima persen (YoY), VKTR berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan dari segmen manufaktur suku cadang sebesar 10 persen (YoY) di Triwulan I-2025.

Namun, yang menjadi tantangan adalah, kenaikan penjualan ini masih didorong oleh pergeseran permintaan ke produk dengan margin yang lebih rendah, sehingga Harga Pokok Penjualan (HPP) mengalami kenaikan lebih tinggi.

Dari sisi penjualan kendaraan listrik, VKTR terus memperluas portofolio klien dan produk melalui strategi diversifikasi, yang ditunjukkan dengan keberhasilan penjualan forklift listrik ke sektor swasta.

Selain itu, VKTR juga dalam proses finalisasi Purchase Order (PO) 80 unit bus listrik dengan Perum DAMRI terkait penambahan untuk operasional Transjakarta.

"Hal ini merupakan kelanjutan dari pemesanan sebelumnya, yaitu 72 unit bus listrik yang telah beroperasi, dimana 20 unit dioperasikan oleh Sinarjaya dan 52 unitnya dioperasikan oleh Mayasari Bakti," ujar Gilarsi.

Upaya ini, dikatakan Gilarsi, menunjukkan komitmen VKTR bersama mitra strategis untuk memperluas kontribusi dalam elektrifikasi transportasi publik serta mendorong percepatan adopsi kendaraan rendah emisi di Indonesia.

Sebagai bagian dari strategi industrialisasi berkelanjutan, VKTR telah menyelesaikan pembangunan fasilitas perakitan kendaraan listrik komersial berbasis Completely Knocked Down (CKD) pertama di Indonesia, yang berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, pada awal 2025.

Bus listrik 12 meter yang dirakit di fasilitas ini telah memperoleh sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 40 persen.

Fasilitas ini dirancang untuk memperluas produksi berbasis CKD, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperkuat peran Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik regional.

Dengan selesainya fasilitas ini, VKTR berada dalam posisi yang lebih kuat untuk menangkap peluang pertumbuhan permintaan kendaraan listrik ke depan, sejalan dengan percepatan elektrifikasi transportasi dan target Net Zero Emission 2060. 

Sejak awal Triwulan I-2025, VKTR mencatat pencapaian berupa dimulainya operasi 20 unit bus listrik CKD VKTR yang dilakukan oleh operator Sinarjaya untuk Transjakarta, di mana kolaborasi karoseri bus listrik dilakukan oleh Laksana. 
Dengan terserapnya bus listrik rakitan lokal, hal ini menandai tonggak sejarah Indonesia menjadi pemain dalam sektor kendaraan listrik komersial.

Tidak hanya itu, pada Maret 2025, operator Transjakarta, Mayasari Bakti, berhasil menguji rute terbaru dan terjauh, yaitu rute Terminal Depok Baru-BKN.

Dalam pengujian tersebut, bus listrik VKTR melampaui ekspektasi jarak harian dengan menempuh jarak 322 km dalam sehari, dengan baterai yang masih tersisa 21 persen.

"Hasil uji ini menunjukkan efisiensi dan keandalan yang luar biasa," ujar Gilarsi.

Lebih jauh lagi, bus listrik VKTR telah memberikan dampak signifikan dalam pengurangan emisi karbon.

Berdasarkan kalkulasi Perseroan, dari 84 unit bus yang telah beroperasi, dengan rata-rata jarak tempuh 210 km per hari selama 36 bulan, bus-bus ini telah berhasil menghemat sekitar 9.200 ton CO2, yang setara dengan penanaman sekitar 420.000 pohon.

Selain itu, penggunaan bus listrik VKTR telah menghemat sekitar 3,4 juta liter bahan bakar fosil, mendukung upaya global dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memerangi perubahan iklim.

Perseroan akan terus berfokus pada strategi pertumbuhan berkelanjutan di 2025, dengan prioritas utama pada peningkatan penjualan dan pemasaran untuk memperluas pangsa pasar kendaraan listrik di Indonesia.

VKTR juga akan mengoptimalkan manajemen keuangan untuk mendukung pengoperasian fasilitas perakitan CKD yang lebih besar dan meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi permintaan yang terus berkembang, sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan.

Gilarsi menegaskan bahwa pihaknya meyakini bahwa penguatan kehadiran Perseroan di sektor KLBB Indonesia bukan hanya langkah bisnis, tetapi juga bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan solusi berkelanjutan.

"Dengan tetap agile dan responsif terhadap perubahan, kami siap tumbuh bersama pasar yang terus berkembang, seiring dengan arah diversifikasi produk di masa depan," ujar Gilarsi.

(taufan sukma)

SHARE