MARKET NEWS

Penjualan Tesla Kuartal II Anjlok ke Level Terendah Kuartalan

Febrina Ratna 04/07/2022 09:51 WIB

Penjualan Tesla dari April hingga Juni jatuh ke level terendah secara kuartalan sejak musim gugur lalu. Itu karena produksi yang tersedat akibat rantai pasokan.

Penjualan Tesla Kuartal II Anjlok ke Level Terendah Kuartalan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Penjualan Tesla dari April hingga Juni jatuh ke level terendah secara kuartalan sejak musim gugur lalu. Itu karena produksi yang tersedat akibat rantai pasokan yang terganggu dan lockdown di China.

Perusahaan milik Elon Musk itu menyatakan pada Sabtu (2/7/2022) bahwa penjualan mobil listrik dan SUV mencapai lebih dari 254.000 pada kuartal II tahun ini. Jumlah tersebut turun 18 persen dari kuartal I 2022, dan lebih rendah dari kuartal IV tahun lalu.

Terakhir kali Tesla mencatat penjualan secara global terendah pada kuartal III 2021 dengan jumlah 241.000.

Pada Jumat (1/7/2022), data menunjukkan penurunan penjualan secara industri sebesar 21 persen pada kuartal II 2022. Salah satu faktornya karena harga rata-rata kendaraan meroket ke level tertinggi USD45.844 seiring tingginya inflasi.

Penurunan penjualan Tesla mungkin menjadi pertanda pendapatan kuartal II 2022 yang menurun untuk perusahaan tersebut. Padahal, penjualan Tesla selama ini cukup tinggi dengan mencetak laba bersih selama hampir tiga tahun.

Adapun, Tesla berencana merilis kinerja keuangan kuartal II tahun ini pada 20 Juli 2022. Di sisi lain, kinerja saham Tesla terpukul sepanjang tahun berjalan dengan koreksi 35 persen.

Meski begitu, Tesla memberi isyarat bahwa keadaan perusahaan mulai membaik dengan produksi kendaraan lebih banyak selama Juni 2022 dibanding bulan lainnya. Namun, perusahaan tidak mengungkapkan jumlah kendaraan yang diproduksi selama bulan tersebut.

Sementara itu, Elon Musk terpantau belum memberikan pernyataan terkait turunnya penjualan Tesla di kuartal II 2022. Sebelumnya, dia mengatakan bahwa Tesla kehilangan miliaran dolar AS karena pabrik baru di Austin dan Berlin.

Itu lantaran rantai pasokan bahan baku yang berkurang dari pabrik yang ada di China. Hal itu pun membatasi jumlah kendaraan yang mereka produksi.

"Membuat pabrik Berlin dan Austin berfungsi sangat menjadi perhatian kami. Segala sesuatu yang merupakan hal yang sangat kecil. Semuanya akan diperbaiki dengan sangat cepat," ujarnya seperti dikutip dari  APNews.com pada Senin (4/7/2022).

Rantai pasok bahan baku Tesla bermasalah sejak awal pandemi Covid-19. Hal itu diperparah dengan kurangnya chip komputer yang diperlukan untuk menjalankan mobil Tesla hingga menyebabkan harga mobil bekas dan baru meroket.

(FRI)

SHARE