Penjualan Turun, Laba Bersih Amman Mineral (AMMN) Anjlok 78,88 Persen
PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar USD118,8 juta pada semester I-2023.
IDXChannel - PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar USD118,8 juta atau setara Rp1,8 triliun pada semester I-2023.
Laba tersebut anjlok 78,88 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD562,5 juta. Turunnya laba bersih emiten tambang tembaga dan emas tersebut seiring dengan merosotnya penjualan bersih perusahaan pada periode yang sama.
Penjualan AMMN pada paruh pertama tahun ini tercatat sebesar USD580,2 juta atau setara Rp8,9 triliun. Angka ini susut 51,1 persen dibanding semester I-2022 sebesar USD1,38 miliar.
Penjualan tersebut terdiri dari penjualan tembaga dan emas yang mengalami penurunan. Penjualan tembaga tercatat sebesar USD341,4 juta, turun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD789,47 juta.
Sementara penjualan emas turun menjadi USD239,12 juta dibanding periode yang sama 2022 sebesar USD597,32 juta.
Turunnya penjualan tersebut akibat penundaan penjualan tembaga dan emas selama empat bulan pada periode tersebut karena berakhirnya izin ekspor PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) pada Maret 2023. Konsentrat tersebut disimpan di gudang penyimpanan hingga izin ekspor baru diberikan pada Juli 2023.
"Walaupun kami tidak bisa menjual konsentrat karena tertundanya pemberian izin ekspor mulai tanggal 1 Apri hingga 24 Juli 2023, kami tetap menjaga ketahanan finansial dan posisi kas yang sehat selama semester pertama tahun 2023," kata Direktur Keuangan AMMAN Arief Sidarto dalam keterangannya di keterbukaan informasi BEI, Jumat (29/9/2023).
Adapun penjualan tembaga AMMN pada paruh pertama tahun ini tercatat sebanyak 76 juta pon dengan harga jual rata-rata USD4,48 per pon. Sedangkan penjualan emas sebesar 119 kilo ons dengan harga jual rata-rata USD2,004 per ons.
Adapun perseroan berhasil menjual persediaan konsentrat selama empat bulan dalam waktu enam minggu, setelah mendapat izin ekspor pada Juli 2023.
Arief menegaskan bahwa perseroan berada di jalur yang tepat untuk mencapai hasil yang lebih kuat di semester II-2023 dan target satu tahun yang lebih baik.
Turunnya penjualan membuat beban pokok penjualan berkurang menjadi USD297,52 juta dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD553,4 juta. Namun jumlan beban operasional juga mengalami peningkatan menjadi USD60,75 juta dari USD53,84 juta pada paruh pertama 2022.
"Kami menargetkan akan menyelesaikan lebih dari 70 persen proyek smelter kami pada bulan Desember 2023, denga target penyelesaian mekanis pada bulan Mei 2024," ujarnya.
(RNA)