MARKET NEWS

Penjualan Turun, Laba Sido Muncul (SIDO) Ambles 18,6 Persen di Kuartal III-2023

Jujuk Ernawati 30/10/2023 11:19 WIB

Penjualan bersih SIDO sepanjang sembilan bulan 2023 tercatat sebesar Rp2,36 triliun, turun 9,7 persen dibanding kuartal III-2023 sebesar Rp2,61 triliun. 

Penjualan Turun, Laba Sido Muncul (SIDO) Ambles 18,6 Persen di Kuartal III-2023

IDXChannel - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatatkan penurunan kinerja keuangan hingga kuartal III-2023. Penjualan dan laba bersih perseroan mengalami kontraksi dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Penjualan bersih SIDO sepanjang sembilan bulan 2023 tercatat sebesar Rp2,36 triliun. Angka ini turun 9,7 persen dibanding kuartal III-2023 sebesar Rp2,61 triliun. 

Kontraksi tersebut akibat susutnya semua segmen bisnis mengalami penurunan penjualan dibanding tahun lalu. Segmen herbal turun 12,1 persen, makanan dan minuman minus 2,6 persen, serta farmasi anjlok hingga 25,26 persen. 

Manajemen perseroan menjelaskan, hal itu terjadi karena melemahnya daya beli pelanggan akibat melonjaknya harga beras yang dignifikan lebih dari 20 persen, sehingga menyebabkan meningkatnya inflasi pangan pada periode tersebut. 

"Kenaikan harga beras berdampak pada penurunan permintaan produk kesehatan konsumen karena konsumen saat ini lebih selektif dalam berbelanja dibandingkan triwulan sebelumnya," tulis manajemen SIDO dalam keterangan resminya, Senin (30/10/2023).

"Saat ini, pelanggan mengarahkan prioritasnya ke kategori makanan dan transportasi sebagai daftar belanja utama mereka," imbuhnya. 

Meskipun penjualan mengalami pelemahan, perusahaan mampu mempertahankan pangsa pasar yang stabil. Pangsa pasar Tolak Angin tercatat meningkat 1,4 persen menjadi 73 persen untuk periode yang berakhir September, dibandingkan tahun lalu sebesar 71 persen. 

"Tantangan penjualan saat ini dipandang sebagai tantangan jangka pendek, yang diperkirakan akan teratasi seiring dengan membaiknya daya beli, dan pelanggan akan kembali mengonsumsi suplemen herbal secara rutin kembali," ungkap manajemen SIDO.

Sementara itu, biaya operasional sedikit lebih tinggi sebesar 2,4 persen, didorong oleh biaya iklan & promosi yang lebih tinggi untuk mempertahankan pangsa pasar dan menciptakan permintaan di tingkat pelanggan akhir untuk mendukung penjualan. 

Dengan demikian, laba operasional inti dibukukan turun 16 persen, tidak termasuk kerugian nilai tukar yang belum direalisasi dari bisnis ekspor ke Nigeria.

Laba bersih setelah pajak juga tercatat turun sebesar 18,6 persen menjadi Rp586 miliar pada sembilan bulan pertama tahun ini dari pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp720,45 miliar.

Di tengah tantangan yang ada, SIDO tetap berkomitmen untuk memperluas portofolio produknya, seperti Alang Sari Cool (produk RTD), Sido Muncul Vitamin C+D (produk VCD | RTD), dan Esemag (Herbal). 

Bisnis RTD saat ini berkontribusi sebesar 4 persen terhadap segmen F&B, didorong oleh sambutan positif terhadap peluncuran Alang Sari Cool dan VCD pada November/Desember tahun lalu. 

Selain itu, Esemag terus memperoleh pangsa pasar untuk kategori herbal digestion, dari 5 persen tahun lalu menjadi 6 persen pada September, dan menempati posisi 5 dalam kategori tersebut.

(RNA)

SHARE