MARKET NEWS

Penyebab Saham Bisa Sideways, Memahami Kondisi Pasar yang Stagnan

Shifa Nurhaliza Putri 11/03/2025 06:12 WIB

Saham yang bergerak dalam pola sideways sering kali menjadi perbincangan di kalangan investor dan trader.

Penyebab Saham Bisa Sideways, Memahami Kondisi Pasar yang Stagnan. (Foto: Penyebab Saham Bisa Sideways)

IDXChannel - Saham yang bergerak dalam pola sideways sering kali menjadi perbincangan di kalangan investor dan trader. Pola sideways, yang mengacu pada pergerakan harga saham yang tidak menunjukkan tren jelas naik atau turun, bisa membingungkan banyak pihak.

Meski begitu, fenomena ini sangat umum di pasar saham dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam artikel ini, IDX Channel akan mengulas beberapa penyebab mengapa saham bisa mengalami pergerakan sideways.

Penyebab Saham Bisa Sideways

1. Kondisi Pasar yang Tidak Pasti
Salah satu penyebab utama saham bisa sideways adalah ketidakpastian kondisi pasar secara umum. Saat investor merasa ragu mengenai masa depan perekonomian atau perkembangan sebuah perusahaan, mereka cenderung enggan untuk mengambil posisi besar. 

Ini bisa terjadi karena adanya faktor makroekonomi yang mempengaruhi seperti krisis ekonomi global, ketegangan politik, atau bahkan perubahan kebijakan moneter.

Ketidakpastian ini mengakibatkan banyak investor memilih untuk menunggu dan menjaga posisi mereka tetap stabil tanpa melakukan pembelian atau penjualan besar. Hal ini menyebabkan saham bergerak dalam kisaran harga yang sempit, tanpa adanya arah yang jelas.

2. Kurangnya Katalis yang Menggerakkan Pasar
Harga saham sering kali dipengaruhi oleh adanya katalis, yaitu faktor-faktor eksternal atau internal yang bisa memicu perubahan besar dalam harga saham. Contohnya termasuk pengumuman laba yang lebih baik dari perkiraan, peluncuran produk baru, atau kabar merger dan akuisisi.

Namun, dalam situasi di mana tidak ada berita atau perkembangan signifikan yang dapat mendorong harga saham untuk bergerak lebih tinggi atau turun, saham bisa berada dalam kondisi sideways. Investor yang tidak mendapatkan informasi baru yang penting cenderung tidak melakukan transaksi besar, sehingga pergerakan harga terbatas dalam rentang tertentu.

3. Kondisi Keuangan Perusahaan yang Stabil
Jika sebuah perusahaan mengalami kinerja yang stabil, baik dari segi pendapatan maupun laba, maka saham perusahaan tersebut mungkin cenderung sideways. Tidak ada lonjakan besar yang terjadi, namun juga tidak ada penurunan yang signifikan. 

Saham perusahaan dengan kinerja yang stabil cenderung bergerak dalam rentang harga yang sempit, kecuali ada perubahan fundamental yang cukup besar. Investor mungkin lebih cenderung untuk menghindari spekulasi besar dan memilih untuk mempertahankan posisi mereka, sehingga saham tersebut bergerak tanpa tren jelas.

4. Overbought atau Oversold
Pasar yang sudah terlalu jenuh, baik secara overbought (terlalu banyak pembelian) atau oversold (terlalu banyak penjualan), dapat menyebabkan saham bergerak sideways. Ketika harga saham sudah naik tajam dalam waktu singkat (overbought), investor mungkin merasa bahwa harga sudah mencapai puncaknya dan enggan untuk membeli lebih banyak. 

Sebaliknya, jika saham terlalu banyak dijual dan berada dalam posisi oversold, investor mungkin menunggu harga untuk kembali stabil sebelum melakukan pembelian. Kondisi ini bisa menyebabkan harga saham bergerak sideways, menunggu momen di mana saham kembali mencapai keseimbangan antara permintaan dan penawaran.

5. Volume Perdagangan yang Rendah
Volume perdagangan yang rendah juga dapat menyebabkan saham bergerak sideways. Ketika hanya sedikit investor yang aktif dalam membeli atau menjual saham, fluktuasi harga akan terbatas dan tidak akan ada pergerakan yang signifikan. Hal ini sering terjadi di pasar saham yang kurang likuid, di mana saham tidak banyak diperdagangkan dan pergerakannya lebih terbatas.

6. Faktor Musiman atau Siklus Industri
Beberapa saham cenderung bergerak sideways karena faktor musiman atau siklus industri tertentu. Misalnya, perusahaan di sektor teknologi mungkin mengalami periode stagnasi setelah merilis produk besar, atau perusahaan yang bergantung pada musim tertentu (seperti sektor pariwisata atau ritel) mungkin mengalami pola pergerakan harga yang stabil pada periode tertentu sepanjang tahun.

7. Reaksi Pasar terhadap Perubahan Sentimen Global
Sentimen pasar yang berubah-ubah, terutama yang dipengaruhi oleh faktor global seperti perubahan harga komoditas atau krisis geopolitik, juga dapat menyebabkan saham bergerak sideways. 

Ketika sentimen pasar terlalu beragam, dengan sebagian investor bersikap bullish (optimis) dan lainnya bersikap bearish (pesimis), saham sering kali bergerak dalam pola sideways hingga ada kejernihan dalam sentimen tersebut.

Saham yang bergerak sideways adalah hal yang biasa di pasar saham dan bisa terjadi karena berbagai alasan, mulai dari ketidakpastian ekonomi hingga kondisi pasar yang tidak memiliki katalis yang cukup kuat untuk mendorong pergerakan harga. Bagi investor dan trader, memahami pola pergerakan sideways dapat membantu dalam strategi investasi, dengan memanfaatkan periode ini untuk melakukan analisis lebih mendalam sebelum membuat keputusan investasi besar. 

Selain itu, penting untuk selalu memperhatikan perubahan-perubahan fundamental yang dapat memicu pergerakan harga saham yang lebih signifikan di masa depan.

(Shifa Nurhaliza Putri)

SHARE