Perbaiki Kinerja, Kimia Farma (KAEF) Siap Efisiensi Lima Pabrik
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berencana untuk mengurangi jumlah pabrik atau efisiensi untuk memperbaiki kinerja perseroan.
IDXChannel - BUMN Farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berencana untuk mengurangi jumlah pabrik atau efisiensi untuk memperbaiki kinerja perseroan. Saat ini, emiten farmasi ini memiliki total 10 pabrik dan bakal mengurangi hingga 5 pabrik.
Di tahun lalu, perseroan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp1,48 triliun, membengkak dari periode 2022 yang sebesar Rp190,47 miliar. Beban pokok penjualan perseroan juga naik menjadi Rp6,86 triliun dari sebelumnya Rp5,45 triliun.
Dari pos pengeluaran lainnya, beban usaha KAEF turut mengalami kenaikan menjadi Rp4,66 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp3,44 triliun. Kenaikan beban usaha terjadi secara dominan pada anak usaha, yaitu PT Kimia Farma Apotek (KFA), di mana kondisi ini tidak terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Sementara, beban keuangan naik menjadi Rp622,81 miliar, seiring dengan kebutuhan modal kerja perseroan dan adanya kenaikan suku bunga.
“Efisiensi pabrik ini adalah keputusan yang mau tidak mau, suka tidak suka harus diambil,” kata Direktur Utama KAEF, David Utama saat Media Briefing di Jakarta, ditulis Senin (3/6).
David menjelaskan, inefisiensi operasional dan tingginya nilai Harga Pokok Penjualan (HPP) merupakan penyebab utama turunnya kinerja perseroan di tahun lalu. Salah satu penyebab inefisiensi operasional karena kapasitas 10 pabrik yang dimiliki tidak sejalan dengan pemenuhan kebutuhan bisnis perseroan.
Terkait rencana ini, Direktur Produksi & Supply Chain KAEF, Hadi Kardoko menambahan, perseroan tengah mengkaji perihal teknis perampingan fasilitas produksi. Hadi menegaskan, jika prosedur yang dilakukan tidak akan melanggar aturan yang berlaku.
“Kalau di farmasi ada regulasi yang harus dipatuhi, ada pabrik yang tidak bisa langsung disetop sekarang, ada registrasi dalam pemindahan, ada langkah yang harus kami lakukan, tapi sudah mulai perampingan lini produksi,” ungkap Hadi.
Namun sepanjang 2023, KAEF mampu mencetak pertumbuhan penjualan menjadi Rp9,96 triliun, naik 7,93% dibandingkan dengan periode 2022 sebesar Rp9,23 triliun. Pertumbuhan penjualan KAEF meningkat lebih tinggi di tengah kondisi pasar farmasi nasional yang tertekan pada tahun 2023.
(FAY)