Perdana, Merek Nikel Olahan asal Indonesia Masuk Bursa Logam Dunia
London Metal Exchange (LME) telah menyetujui pencatatan merek nikel olahan pertama asal Indonesia.
IDXChannel - London Metal Exchange (LME) telah menyetujui pencatatan merek nikel olahan pertama asal Indonesia.
"Pada 23 Mei 2024, London Metal Exchange (LME), pusat perdagangan logam dasar terbesar di dunia, mengumumkan bahwa nikel elektrolitik merek "DX-zwdx" yang diproduksi oleh CNGR Dingxing New Energy Co Ltd dari Indonesia telah disertifikasi dan diregistrasi oleh LME," kata CNGR dalam keterangan persnya, dikutip pada Jumat (31/5/2024).
CNGR Dingxing adalah perusahaan patungan antara CNGR dan RIGQUEZA INTERNATIONAL PTE LTD yang melakukan pengolahan bijih nikel di Indonesia.
Pada September 2022, perusahaan patungan tersebut memulai pembangunan lini produksi nikel elektrolitik dengan kapasitas tahunan sebesar 50.000 ton di Morowali.
Proyek tersebut selesai dan mulai berproduksi pada Juni 2023, menjadikannya perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi nikel murni.
Dengan kandungan nikel hingga 99,99%, nikel elektrolitik merek "DX-zwdx" diproduksi menggunakan tekonologi tinggi milik CNGR yang memiliki berbagai keunggulan seperti konsumsi energi yang rendah dan otomatisasi yang tinggi.
Bagi Indonesia, hal ini membuktikan kesuksesan kebijakannya yang memaksa penambang untuk beralih ke sektor hilir dengan melarang ekspor bijih mulai 2020.
Lima tahun yang lalu Indonesia hanya memproduksi 600.000 metrik ton nikel dan mengirimkan sebagian besar nikel dalam bentuk bijih yang belum diolah ke China untuk dijadikan bahan baku produksi baja tahan karat.
Tahun lalu, Indonesia menambang 2,03 juta ton nikel, yang mencakup lebih dari separuh produksi dunia. Saat ini mereka mengekspor berbagai macam produk nikel, termasuk logam olahan dengan kemurnian yang dapat diterima LME.
Didirikan pada 1877, LME telah menjadi pusat perdagangan logam dasar terbesar di dunia, memperdagangkan antara lain tembaga, aluminium, timbal, seng, dan nikel.
Harga resmi yang dipublikasikan setiap hari digunakan sebagai dasar penetapan harga kontrak logam fisik di industri. Harga dan inventarisnya mempunyai dampak signifikan terhadap produksi dan penjualan logam dasar di seluruh dunia. (WHY)