Permintaan China Turun Imbas Lockdown, Harga CPO Ambles 1,15 Persen
Harga minyak sawit mentah / crude palm oil (CPO) anjlok 1 persen lebih imbas turunnya permintaan dari China.
IDXChannel - Harga minyak sawit mentah / crude palm oil (CPO) anjlok 1 persen lebih, merosot untuk pertama kalinya dalam tiga sesi terakhir.
Kondisi ini terjadi di tengah kekhawatiran pasar terhadap permintaan CPO yang menurun dari China yang tengah mengetatkan kebijakan terkait kasus Covid.
Data Bursa Malaysia Derivatives Berhad (BMD) hingga pukul 12:44 WIB menunjukkan harga CPO kontrak Januari 2023 turun 1,15% di MYR4.382 per ton, sedangkan untuk kontrak November 2022 koreksi 0,84% di MYR4.224 per ton.
Prospek permintaan CPO di tingkat global diperkirakan masih tidak pasti menyusul kebijakan pandemi yang cukup ketat dari importir utama China. Hal tersebut membebani demand minyak sawit di tengah lonjakan harga energi, sebagaimana dibahas dalam Konferensi Minyak Sawit pada Jumat lalu (4/11). Permintaan yang lemah akan membebani harganya di pasaran.
Melansir Reuters, Selasa (8/11), China dikabarkan masih bertahan dengan pendekatan pengetatan terhadap kasus-kasus baru Covid-19, kata pejabat kesehatan setempat. Mereka menegaskan bahwa sejumlah langkah yang tepat perlu diterapkan guna memenuhi kebutuhan orang-orang yang rentan.
Seperti diketahui, China melaporkan adanya 7.691 infeksi virus corona baru pada 7 November, di mana 890 di antaranya bergejala dan 6.801 tidak menunjukkan gejala, sebagaimana tersaji dalam data Komisi Kesehatan Nasional, Selasa (8/11).
Kondisi tersebut diperkirakan akan mempengaruhi harga CPO sebagai pesaing minyak mentah untuk bahan baku biodiesel.
Analis industri, Dorab Mistry memproyeksikan harga CPO Malaysia akan diperdagangkan antara 3.500 ringgit dan 4.500 ringgit per ton hingga akhir Maret mendatang.
(IND)