Permintaan dari China Lesu, Harga Referensi CPO Merosot per 1-15 Februari
Kemendag mengumumkan, harga referensi CPO periode 1–15 Februari 2023 sebesar USD879,31 per Mt atau turun dibanding bulan lalu.
IDXChannel - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengumumkan, harga referensi produk minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) periode 1–15 Februari 2023 adalah USD879,31 per metrik ton (MT).
Harga referensi tersebut untuk penetapan bea keluar (BK) dan tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (tarif BLU BPD-PKS) atau pungutan ekspor (PE).
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Budi Santoso mengatakan, harga referensi tersebut turun sebesar USD41,26 atau 4,48 persen dari periode 16-31 Januari 2023, yaitu sebesar USD920,57 per MT.
“Saat ini harga referensi CPO mengalami penurunan yang mendekati ambang batas sebesar USD680 per MT. Untuk itu, merujuk pada PMK yang berlaku saat ini, maka pemerintah mengenakan BK CPO sebesar USD52 per MT dan pungutan ekspor CPO sebesar USD90 per MT untuk periode 1—15 Februari 2023,” terangnya, Kamis (2/2/2023).
Budi menjelaskan, penurunan harga referensi CPO dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya penurunan permintaan dari India dan China, penguatan kurs Ringgit terhadap USD, dan peningkatan harga minyak nabati lainnya karena penurunan produksi di Amerika.
Di sisi lain, minyak goreng (Refined, Bleached, and Deodorized/RBD Palm Olein) dalam kemasan bermerek dan dikemas dengan berat neto ≤ 25 kg dikenakan BK USD0 per MT.
Penetapan merek produk tersebut sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 115 Tahun 2023 tentang Daftar Merek Refined, Bleached, and Deodorized (RBD) Palm Olein dalam Kemasan Bermerek dan Dikemas dengan Berat Neto ≤ 25 KG.
Sementara itu, harga referensi biji kakao periode Februari 2023 ditetapkan sebesar 2.613,53 per MT. Nilai ini naik sebesar USD106,84 atau 4,26 persen dari bulan sebelumnya.
Budi bilang, hal ini berdampak pada peningkatan harga patokan ekspor (HPE) biji kakao pada Februari 2023 menjadi USD2.323 per MT, meningkat USD181,16 atau 8,46 persen dari periode sebelumnya.
Sedangkan untuk produk kulit, HPE tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya. Namun, pada produk kayu terdapat peningkatan HPE pada produk veneer dari hutan tanaman, wooden sheet for packing box, produk kayu olahan yang diratakan keempat sisinya, sehingga permukaannya menjadi rata dan halus dengan luas penampang 1.000-4.000 mm2 dari jenis Merbau, hutan tanaman Acasia, Balsa, Eucalyptus, dan lainnya yang meningkat USD50 dari bulan sebelumnya.
"Kendati demikian peningkatan HPE produk kayu tersebut tidak berdampak pada perubahan BK produk kayu," tandas Budi.
(FAY)