Permintaan Nikel Meningkat, Harita (NCKL) Kantongi Laba Bersih Rp1,8 Triliun
Laba tersebut naik 80 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1 triliun.
IDXChannel - PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel (NCKL) mengantongi laba bersih pada semester I-2024 sebesar Rp1,8 triliun.
Laba tersebut naik 80 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1 triliun. Kenaikan ini ditopang oleh permintaan bijih nikel yang terus meningkat disertai naiknya kapasitas produksi dar smelter RKEF dan HPAL.
"Operasi penambangan perusahaan menunjukkan peningkatan penjualan bijih nikel dari kuartal ke kuartal, karena naiknya kebutuhan bijih nikel untuk smelter dan fasilitas pemurnian di anak usaha Harita Nickel," ujar Head of Investor Relations Harita Nickel, Lukito Gozali dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Adapun pendapatan NCKL juga tumbuh 25 persen menjadi sebesar Rp12,80 triliun, dari Rp10,24 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan output produksi dan volume penjualan yang lebih tinggi di seluruh operasi penambangan dan pengolahan.
Pencapaian operasional perusahaan mencakup peningkatan signifikan dalam output produksi dan volume penjualan bijih nikel. Volume penjualan bijih nikel di paruh pertama tahun 2024 mencapai 8,37 juta wmt, meningkat 29 persen dibandingkan dengan 6,49 juta wmt pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Operasi RKEF mengalami peningkatan output produksi FeNi sebesar 69 persen dari tahun ke tahun, mencapai 63.414 ton pada paruh pertama tahun 2024, melebihi kapasitas produksi.
Operasi HPAL juga menunjukkan kinerja yang kuat, dengan peningkatan output MHP Ni sebesar 28 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, dengan total 38.334 ton di paruh pertama tahun 2024.
Pertumbuhan ini juga turut didukung oleh peningkatan produksi fasilitas pemurnian dari PT HPL yang melebihi kapasitas produksi dan fasilitas pemurnian HPAL kedua, PT ONC, yang sudah mulai produksi di kuartal kedua 2024.
Sejalan dengan pertumbuhan dan kenaikan pendapatan, EBITDA perseroan juga meningkat 49 persen menjadi Rp3,168 triliun.
(DESI ANGRIANI)