Pertamina dan Eni Garap Kilang Pengolahan CPO untuk Bahan Bakar Kendaraan
PT Pertamina (Persero) dan Eni S.p.A., perusahaan minyak asal Italia, sukses menandatangani kesepakatan dalam hal pengembangan kilang minyak kelapa sawit.
IDXChannel – PT Pertamina (Persero) dan Eni S.p.A., perusahaan minyak asal Italia, sukses menandatangani kesepakatan dalam hal pengembangan kilang minyak yang mampu mengolah minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar minyak jenis gasolin atau green fuel.
Indonesia melalui Pertamina memasuki fase pemanfaatan energi hijau dalam skala besar menyusul rencana perusahaan Indonesia ini mengembangkan minyak sawit sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
Dirut Pertamina Nicke Widyawati sepakat dengan CEO ENI Claudio Descalzi terkait kerja sama ini usai menandatangani naskah kesepakatan pengolahan minyak sawit menjadi bahan bakar ramah lingkungan yang langsung disaksikan Menteri ESDM Ignasius Jonan, di Kantor Pusat ENI, Roma, pada Rabu (30/1).
Kerja sama dibutuhkan untuk dasar Pertamina melakukan pengolahan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) ke kilang minyak milik Eni di Italia sehingga bisa menghasilkan (hydrotreated vegetable oil/HVO) yang bisa digunakan sebagai campuran Solar.
Selain mengembangkan kilang minyak agar mampu mengolah minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO), Eni juga akan mengambil CPO dari Indonesia untuk diolah di kilang perusahaan tersebut di Italia. Kemudian, CPO yang sudah diolah menjadi biofuel dan biosolar akan dikirimkan ke Indonesia.
Selama ini, bahan bakar minyak (BBM) digolongan menjadi dua, yaitu gasolin dan diesel. Gasolin terdiri atas Premium, Pertalite, Pertamax, dan avtur. Selama ini, baru Solar yang dicampur dengan biodiesel (B20).
Dikatakan Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif di Roma, kesepaktan tersebut merupakan tindak lanjut nota kesepahaman kerja sama yang telah diteken pada September 2018 serta penandatangan kesepakatan lanjutan pada Desember 2018.
“Hari ini Pertamina dan Eni kembali memperkuat kerja sama dengan penandatanganan term sheet pengolahan CPO serta penandatanganan head of term sheet of joint venture agreement di Roma, Italia Rabu (30/1).
Menurut Budi, kesepakatan lanjutan tersebut menjadi tonggak penting bagi pengembangan energi masa depan Indonesia yang akan beralih dari energi fosil menuju green energy. Hal ini akan memaksimalkan potensi minyak kelapa sawit yang merupakan sumber energi terbarukan. Selain itu, Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia.
Hal itu juga menjadi upaya Pertamina untuk mewujudkan kedaulatan, kemandirian, dan keamanan energi nasional. “Indonesia memiliki sumber energi hijau, yakni minyak kelapa sawit yang melimpah, merupakan sumber daya alternatif untuk pengembangan energi hijau,” imbuh Budi.
Selain mengembangkan sumber energi dari minyak sawit (CPO), lanjut Budi, Pertamina juga akan terus memaksimalkan sumber daya terbarukan lainnya untuk memenuhi permintaan energi yang terus meningkat, baik secara domestik maupun global.
“Pertamina saat ini telah mengembangkan green refinery pertama di Indonesia, dengan pilot project di Kilang Plaju, Sumatra Selatan yang beroperasi pada Desember 2018. Kilang ini menghasilkan green fuel, green LPG dan green avtur dengan pemanfaatan CPO hingga 7,5%,” imbuh Budi.
Pertamina, menurut Budi, perlu melakukan kerja sama dengan perusahaan migas dunia yang sudah berpengalaman dalam pengembangan energi hijau untuk memproses 100% CPO menjadi bahan bakar minyak baik diesel maupun gasolin. Untuk itulah, pilihan yang tepat bekerja sama dengan Eni.
Untuk mewujudkan kerja sama dengan Eni, Pertamina telah membentuk Komite Pengarah yang bertugas untuk mendalami peluang bisnis bersama dan membahas klausul yang akan disepakati yang akan menjadi rujukan dalam pembangunan proyek kilang ramah lingkungan layak dan memenuhi persyaratan.
Pertamina dan ENI memiliki komitmen mewujudkan pembangunan green refinery (kilang ramah lingkungan) dengan tiga opsi. Pertama, konversi atas sebagian aset yang ada di Kilang Dumai menjadi green plant. Kedua, mengerjakan konstruksi kilang baru ramah lingkungan yang berada di area Kilang Dumai. Ketiga, konstruksi kilang baru ramah lingkungan di Kilang Plaju. (*)