MARKET NEWS

Perubahan Free Float MSCI Berpotensi Ubah Komposisi Indeks, Begini Simulasinya

Desi Angriani 28/10/2025 17:39 WIB

MSCItengah melakukan konsultasi dengan pelaku pasar terkait rencana penggunaan MHCR yang diterbitkan oleh KSEI dalam perhitungan free float saham.

Perubahan Free Float MSCI Berpotensi Ubah Komposisi Indeks, Begini Simulasinya (Foto: dok Yahoo Finance

IDXChannel - Morgan Stanley Capital International (MSCI) tengah melakukan konsultasi dengan pelaku pasar terkait rencana penggunaan Monthly Holding Composition Report (MHCR) yang diterbitkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai tambahan referensi dalam perhitungan free float saham emiten RI.

Selama ini, emiten di Indonesia hanya diwajibkan melaporkan kepemilikan saham ≥5 persen kepada Bursa Efek Indonesia (BEI). Sementara itu, laporan bulanan KSEI mencakup klasifikasi pemegang saham hingga di bawah ambang batas tersebut, sehingga dapat memberikan gambaran lebih rinci mengenai distribusi kepemilikan publik.

Menurut riset Stockbit Sekuritas, Senin (27/10/2025) data KSEI berpotensi meningkatkan akurasi estimasi free float, terutama untuk saham-saham dengan struktur kepemilikan kompleks. 

Dalam proposalnya, MSCI mengusulkan dua pendekatan baru yakni proposed scenario di mana free float ditentukan berdasarkan nilai terendah antara data resmi emiten dan data KSEI, dengan saham script, kepemilikan korporasi (lokal maupun asing), serta kategori others diklasifikasikan sebagai non-free float.

Lalu alternate scenario, di mana hanya saham script dan kepemilikan korporasi yang dianggap non-free float, sementara kategori others tidak dimasukkan dalam pembatasan.

MSCI akan menerima masukan hingga 31 Desember 2025, dan hasil konsultasi dijadwalkan diumumkan sebelum 30 Januari 2026. Jika disetujui, implementasi perubahan akan dilakukan pada saat review indeks Mei 2026.

Stockbit mencatat, simulasi MSCI per 30 September 2025 menunjukkan potensi penurunan Foreign Inclusion Factor (FIF) bagi sebagian besar saham dalam indeks MSCI Indonesia, yang dapat memicu outflow dana asing.

Beberapa temuan penting dari simulasi tersebut antara lain:

  1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau Bank BCA berpotensi mencatat outflow terbesar secara nominal, meskipun tidak secara proporsional.
  2. PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) diperkirakan mengalami penurunan FIF terbesar secara proporsi.
  3. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menjadi satu-satunya emiten yang berpotensi mendapatkan penambahan FIF, sehingga berpeluang menerima inflow.

Stockbit menyebut, wacana ini masih dalam tahap konsultasi, investor disarankan memantau perkembangan kebijakan MSCI secara saksama, mengingat dampaknya bisa signifikan terhadap aliran dana asing dan valuasi saham-saham utama di Indonesia.

"Mengingat wacana ini belum pasti diberlakukan dan masih menunggu masukan dari para pelaku pasar, investor perlu memantau perkembangan lanjutan yang akan diumumkan oleh MSCI," tulis Stockbit.

(DESI ANGRIANI)

SHARE