MARKET NEWS

Perusahaan Petrokimia Terkenal di RI, Begini Sejarah Saham TPIA

Shifa Nurhaliza Putri 21/12/2022 11:59 WIB

Mengulas terkait sejarah saham TPIA atau kode emiten dari perusahaan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk memang sangat menarik.

Perusahaan Petrokimia Terkenal di RI, Begini Sejarah Saham TPIA. (Foto: Sejarah Saham TPIA)

IDXChannel – Mengulas terkait sejarah saham TPIA atau kode emiten dari perusahaan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk memang sangat menarik. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk adalah perusahaan yang bergerak di industri pengolahan petrokimia dan merupakan salah satu entitas penting Indonesia.

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) didirikan pada tanggal 2 November 1984 sebagai PT Tri Polyta Indonesia dan memulai usahanya pada tahun 1993. Chandra Asri adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur (petrokimia) mengoperasikan satu-satunya cracker naphtha terintegrasi. di Indonesia untuk memproduksi campuran Olefin (Ethylene, Propylene), Pygas dan C4 serta Polyolefin (Polyethylene dan Polypropylene).

Melalui fasilitas manufaktur terintegrasi yang berlokasi di Cilegon dan Serang, Chandra Asri memproduksi bahan baku dasar plastik dan petrokimia untuk kemasan, saluran pipa, mobil, elektronik dan berbagai produk lainnya yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada tanggal 14 Juni 1996, Chandra Asri menerima pernyataan efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam-LK) untuk dicatatkan di Bursa Efek Indonesia untuk seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh, jika sampai dengan 257,5 juta saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham. 

Selanjutnya, pada tanggal 22 Mei 2008, Chandra Asri mencatatkan kembali seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 728.401.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham dan harga perdana Rp2.200 per saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Laporan Keuangan TPIA

Emiten petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, membukukan kerugian di kuartal III 2022, meski pendapatannya meningkat. Hal ini disebabkan melambungnya harga minyak mentah dunia yang membuat beban pokok pendapatan perseroan melonjak.

Berdasarkan dokumen laporan keuangan, emiten berkode saham TPIA itu mencatatkan kerugian USD111,1 juta per akhir September 2022. Ini berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu, ketika perusahaan membukukan laba bersih sebesar USD166,7 juta. Laba bersih unit usaha Barito Group mencapai USD1,95 miliar. Ini naik 3,5% secara tahunan dari USD1,88 miliar. (SNP)

SHARE