PGN (PGAS) Garap Sederet Proyek Strategis, Target Sahamnya Dinaikkan
PT PGN (Persero) Tbk (PGAS) menggarap beberapa proyek strategis untuk memenuhi kebutuhan gas bumi hingga mengurangi ketergantungan impor LPG.
IDXChannel - PT PGN (Persero) Tbk (PGAS) menggarap beberapa proyek strategis untuk memenuhi kebutuhan gas bumi hingga mengurangi ketergantungan impor LPG.
Analis Panin Sekuritas, Rizal Nur Rafly mengatakan, perseroan melalui Pertagas, bersinergi dengan PT Pertamina Patra Niaga untuk membangun Pipa BBM Cikampek-Plumpang dengan skema Build-Maintenance-Transfer (BMT) dan jangka waktu 10 tahun masa pengoperasian.
"Dengan begitu, perseroan dapat secure revenue selama 10 tahun melalui proyek ini, yang direncanakan CoD pada kuartal I-2027 dengan volume 4,6 miliar liter per tahun dengan diameter 96 km per 16”," kata dia dalam risetnya, Minggu (17/11/2024).
Proyek jaringan gas (jargas) perseroan telah mencapai 81 persen pada progres konstruksi, dengan progres dari konstruksi pipeline sepanjang 2.076 km (93 persen) dan 118.327 koneksi SR per house sudah terpasang sejak 2021, dengan melewati 36 kota atau kabupaten dan 16 area penjualan.
"Perseroan berencana untuk melakukan gasifikasi atas kilang RU IV Cilacap yang sejalan juga dengan pembangunan pipa gas Cirebon-Semarang, dengan rencana CoD pada 2025 atau kuartal II-2026, volume sebesar 36 MMSCFD, diameter 116 km per 18”," tutur Rizal.
Perseroan juga merencanakan revitalisasi LNG Hub di Arun dan pengembangan LNG Bunkering di Bontang untuk mendukung efisiensi pengiriman gas.
Selanjutnya, kata Rizal, proyek Pipa Gas Cisem Tahap II dengan anggaran Rp2,7 triliun dari APBN bertujuan menghubungkan jaringan gas bumi sepanjang 245 km dari Jawa Timur ke Sumatera dan Jawa Barat.
Dia mengatakan, proyek ini diharapkan selesai pada kuartal I-2026 dan mengatasi ketergantungan pada impor LPG, mengingat harga gas dari jaringan pipa jauh lebih murah.
"Misalnya, harga LPG 3 kg saat ini berkisar Rp21.000-25.000 per tabung, sementara gas jaringan bisa lebih murah hingga 50 persen," ujar Rizal.
Proyek ini akan meningkatkan pasokan energi untuk industri seperti Kilang Balongan dan Pupuk Kujang, yang berpotensi mendongkrak produktivitas industri di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
"Kami harapkan proyek tersebut akan menyelesaikan masalah interkoneksi perseroan di Pulau Jawa, di mana pada Proyek Tahap I telah selesai dibangun pada 2023 dan sudah beroperasi untuk memasok kebutuhan gas bumi di Kawasan Industri Kendal dan Batang," tuturnya.
Dari sisi kinerja keuangan, Rizal mencatat, PGAS membukukan pendapatan USD978 juta pada kuartal III-2024 naik 7,7 persen (YoY). Total pendapatan sepanjang sembilan bulan 2024 mencapai USD2,8 miliar atau naik 4,7 persen (YoY).
Kenaikan ini didorong oleh pendapatan baru dari LNG trading sebesar USD162 juta, meskipun volume gas trading menurun ke 854 BBTUD atau turun 9 persen (YoY). Penjualan gas bumi naik di kuartal III ini ke USD680 juta atau meningkat 4,8 persen (YoY). Sementara pendapatan transmisi gas menjadi USD53 juta atau turun 20,8 persen (YoY) karena masalah interkoneksi dan penurunan pasokan dari Blok Koridor.
"Laba bersih kuartal III-2024 naik ke USD77 juta atau melonjak 44,4 persen (YoY), didukung normalisasi pasca penyelesaian sengketa pajak," ujar Rizal.
Dengan demikian, Rizal merekomendasikan BUY saham PGAS dengan menaikkan target harga ke Rp1.900 (implied EV/EBITDA 2,5 kalii di 2025). Target harga sebelumnya di Rp1.200.
"(Rekomendasi ini) didorong oleh upaya peningkatan volume penjualan dan transmisi gas, dan pengembangan proyek strategis, didukung dengan penyelesaian masalah interkoneksi. Namun perlu dicermati potensi peningkatan cash cost dengan ketergantungan terhadap LNG yang semakin besar," kata Rizal.
(Fiki Ariyanti)