MARKET NEWS

Phase 8 Tambang Batu Hijau Buka Fase Pertumbuhan Baru Amman Mineral (AMMN)

TIM RISET IDX CHANNEL 15/12/2025 07:15 WIB

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dinilai tengah memasuki fase pertumbuhan krusial yang berpotensi memicu pembalikan kinerja (turnaround).

Phase 8 Tambang Batu Hijau Buka Fase Pertumbuhan Baru Amman Mineral (AMMN). (Foto: Amman)

IDXChannel – PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dinilai tengah memasuki fase pertumbuhan krusial yang berpotensi memicu pembalikan kinerja (turnaround) secara signifikan.

Riset Sucor Sekuritas yang terbit pada 9 Desember 2025 menyebutkan, dimulainya Phase 8 Batu Hijau menjadi katalis utama lonjakan volume produksi di tengah momentum reli tembaga dan emas global.

Sucor menilai AMMN berada pada posisi ideal untuk memanfaatkan siklus bullish komoditas tembaga dan emas dalam lima tahun ke depan.

Selain memasuki fase produksi prima, AMMN juga termasuk salah satu produsen tembaga-emas paling menguntungkan, dengan valuasi yang masih atraktif dan diskon sekitar 75 persen terhadap nilai intrinsik.

Dari sisi valuasi, AMMN diperdagangkan pada price to earnings (PE) 2027 sebesar 16,2 kali, jauh di bawah rata-rata emiten emas di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berada di kisaran 33,3 kali.

Dengan asumsi re-rating ke 30 kali PE, Sucor memproyeksikan total return CAGR sebesar 27 persen dalam tiga tahun ke depan.

Phase 8 Batu Hijau disebut sebagai pengubah permainan (game changer). Produksi konsentrat pada 2026 diperkirakan melonjak lebih dari dua kali lipat secara tahunan, ditopang peningkatan kadar bijih, tambahan jalur konsentrator baru, serta kenaikan utilisasi smelter tembaga yang mulai menghasilkan katoda pada awal 2025.

Utilisasi smelter diproyeksikan mencapai sekitar 80 persen pada 2026 dan mendekati kapasitas penuh pada 2027.

Di luar Batu Hijau, proyek Elang menjadi mesin pertumbuhan berikutnya.

Berlokasi sekitar 54 kilometer dari tambang eksisting, Elang merupakan salah satu cadangan tembaga-emas terbesar yang belum dikembangkan di dunia, dengan total sumber daya setara 25 miliar pon tembaga dan 35,1 juta ons emas.

Proyek ini dijadwalkan mulai memasuki tahap commissioning pada 2031.

Sucor memperkirakan AMMN mencatatkan penjualan 388 juta pon tembaga dan 463 ribu ons emas pada 2026, tertinggi di antara emiten sejenis yang tercatat di bursa Tanah Air.

Pendapatan diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 21 persen pada 2024-2028, sementara laba bersih diperkirakan melesat dengan CAGR 27 persen pada periode yang sama.

Seiring peningkatan skala usaha, return on equity (ROE) AMMN diperkirakan naik menjadi 23 persen pada 2028, menempatkan perseroan di jajaran produsen tembaga-emas paling menguntungkan secara global.

Berdasarkan analisis tersebut, Sucor Sekuritas menginisiasi rekomendasi beli (buy) dengan target harga Rp11.000 per saham.

Valuasi dilakukan menggunakan pendekatan sum-of-the-parts (SOTP), dengan aset Batu Hijau dinilai melalui metode DCF dan proyek Elang menggunakan pendekatan EV-to-reserves.

Pada harga saat ini, Sucor menilai valuasi AMMN masih relatif murah dibandingkan prospek pemulihan produksi dan lonjakan laba yang terbentang di depan. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

SHARE