PHK Enam Ribu Karyawan, Raksasa Manufaktur AS Incar Penghematan Rp13,4 T per Tahun
Langkah ini merupakan kedua kalinya, usai pada Januari 2023 lalu perusahaan juga telah memangkas 2.500 karyawan sebagai gelombang PHK tahap pertama.
IDXChannel - Raksasa Manufaktur Amerika Serikat (AS), 3M Co, kembali bersiap melakukan efisiensi terhadap kinerjanya di tahun ini.
Rencananya, perusahaan dalam waktu dekat bakal melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 6.000 tenaga kerjanya.
Langkah ini merupakan kedua kalinya, usai pada Januari 2023 lalu perusahaan juga telah memangkas 2.500 karyawan sebagai gelombang PHK tahap pertama.
Secara keseluruhan, manajemen telah memasang target untuk memangkas sebanyak 10 persen dari total jumlah tenaga kerja yang ada.
Pemangkasan dilakukan untuk mengendalikan biaya di tengah melemahnya penjualan barang elektronik. Dengan aksi PHK ini, 3M berharap dapat menghemat biaya hingga USD900 juta, atau sekitar Rp13,4 triliun.
"Dinamika pasar tampak beragam, tapi 3M terus berhati-hati dalam mengelola biaya atau pengeluaran yang seharusnya, dan mendukung profitabilitas saat perusahaan menavigasi lingkungan makro yang lambat," ujar Analis Citi, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (25/4/2023).
Menurut Chief Financial Officer 3M, Monish Patolawala, bisnis elektronik konsumen perusahaan telah turun 35 persen pada triwulan I-2023 lalu.
Hal ini menurut Patolawala dapat terjadi karena konsumen telah mengubah pola pengeluaran pada lebih banyak barang non-diskresioner dan pengecer telah secara agresif mengurangi tingkat inventaris mereka.
Sementara, permintaan barang manufaktur turun dalam beberapa bulan terakhir. Konsumen telah menghabiskan lebih sedikit untuk barang dan lebih banyak untuk pengalaman akhir-akhir ini, dan bisnis bersiap untuk mengantisipasi resesi.
Sehingga perusahaan akan mengalihkan fokusnya ke bisnis dengan pertumbuhan tinggi, termasuk elektrifikasi otomotif dan perbaikan rumah.
Perusahaan juga memprioritaskan sektor potensial seperti teknologi iklim dan produk elektronik generasi mendatang.
Keputusan PHK juga datang sebagai respon terhadap ekonomi yang tidak pasti seiring dengan kenaikan suku bunga dan inflasi yang sangat tinggi. Kondisi tersebut memaksa perusahaan AS menjadi lebih ramping dalam beberapa bulan terakhir.
Perusahaan yang berbasis di St. Paul, Minnesota, tersebut melaporkan bahwa laba pada triwulan I-2023 tercatat sebesar USD1,97 per saham.
Capaian tersebut masih berada di atas ekspektasi analis, di mana laba 3M pada periode tersebut diperkirakan hanya akan mencapai USD1,58 per saham.
Pendapatan tercatat sebesar USD8,03 miliar, melampaui perkiraan analis sebesar USD7,49 miliar. (TSA)